Sayangnya, meski berada di situ bersama rombongan Itjen Kemendikbud dan mahasiswa, Aras menolak untuk dimintai keterangan lebih lanjut upaya apa yang hendak dilakukannya.
“Ini ada juru bicara saya,” katanya menunjuk seorang pria di sampingnya dan langsung berjalan memasuki Gedung Rektorat Unri.
Sementara pria yang ditunjuknya pun enggan memberikan tanggapan.
“Tadi kan sudah ya sama Ibu Itjen. Sudah lengkap itu,” katanya mengelak sembari mengikuti Aras masuk ke Rektorat.
Sementara itu, Ketua Tim Advokasi Komahi Unri, Agil Fadlan yang turut mendampingi rombongan Kemendikbud, menceritakan situasi yang dirasakannya di Kampus Unri setelah kasus ini mencuat.
“Korban menjabarkan intimidasi yang diterimanya di kampus, seperti doxing oleh oknum yang tak bertanggung jawab yang menyebarkan fotonya. Karena tak sedikit yang penasaran dengan wajah korban,” terang Agil.
Tak hanya itu, menurut penuturan Agil, korban juga menyampaikan bahwa dirinya mendengar kemarahan para dosen terhadap dirinya lantaran menyurati Nadiem Makarim untuk serius menangani kasusnya.
“Padahal itu kan bentuk aspirasinya sebagai korban yang ingin disampaikannya kepada Nadiem makarim,” ujar Agil.
“Korban juga menceritakan teman-teman mahasiswanya diintervensi di kampus. Mahasiswa yang memperjuangkan penuntasan kasus kekerasan seksual ini. Terakhir, korban meminta Itjen Kemendikbud untuk memberhentikan pelaku dari jabatannya karena itu memungkinkan pelaku mengulangi perbuatannya,” tutup Agil.