SuaraRiau.id - Peraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020, Leani Ratri Oktila belakangan menjadi sorotan. Namun, jarang yang tahu bahwa ia ternyata tak mudah meraih kesuksesan seperti sekarang.
Leani Ratri Oktila adalah anak pasangan petani Mujiran dan Gina Oktila yang merupakan warga Dusun Karya Nyata, Desa Siabu, Kampar, Riau.
Leani Ratri lahir di Bangkinang Kampar pada 6 Mei 1991. Saat ini usianya beranjak 30 tahun.
Pada tahun 2011, atlet bulutangkis tersebut pernah mengalami kecelakaan. Akan tetapi, tak menyurutkan niatnya harumkan nama bangsa di kancah dunia.
![Momen Presiden Jokowi berbagi kenang-kenangan dengan atlet bulutangkis Paralimpiade Tokyo Leani Ratri Oktila. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/17/77571-presiden-jokowi-dan-leani-ratri-oktila.jpg)
Sampai akhirnya, ia meraih emas di Paralimpiade Tokyo dan diganjar bonus tidak sedikit dari pemerintah. Leani Ratri menerima Rp 13.5 miliar dari Presiden Jokowi.
Semasa kecil, Leani Ratri dihabiskan di kampung halaman di Kampar hingga menginjak bangku SMA.
Leani mulai mengenal bulutangkis sejak duduk di bangku SD pada 2003 silam. Bakatnya bahkan sudah terlihat sejak masih balita.
Bahkan, kala itu sang ayah Mujiran kerap kehilangan raket lantaran dimainkan Leani kecil.
“Dulu saya sering kehilangan raket, taunya dimainin sama Atri," kata Mujiran pada Rabu (7/9/2021) seperti dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com.
Menurut sang ayah, Atri sapaan Leani di rumah, hanya dilatih secara mandiri oleh ayahnya Mujiran. Leani kerap diutus bertanding bermain bulutangkis tingkat pelajar.