SuaraRiau.id - Siapa yang sangka pada usianya yang terbilang masih muda, Ipda Nadya Ayu Nurlia diamanahkan menjadi Kapolsek Batang Gangsal, Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Ipda Nadya menjadi salah satu Kapolsek wanita termuda di Indonesia. Ia memimpin kesatuannya di usia 23 tahun.
Sosok Ipda Nadya Ayu Nurlia patut menjadi inspirasi bagi kaum muda atau kaum milenial. Sebab, wanita asal Bengkulu ini bukan terlahir dari keluarga kalangan aparat TNI maupun Polri.
Ia terlahir dari keluarga sederhana yang memiliki cita-cita besar untuk mengangkat derajat keluarga.
![Ipda Nadya Ayu Nurlia sertijab jadi Kapolsek Batang Gangsal, Indragiri Hulu. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/19/89612-kapolsek-wanita-termuda-di-riau.jpg)
Tekadnya mulai tumbuh saat dirinya terpilih sebagai salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat nasional perwakilan dari Bengkulu tahun 2014 silam.
Nadya kala itu mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
"Sebelumnya itu, ketika kelas 1 SMA saya ikut Paskibraka, kebetulan lolos tingkat nasional tahun 2014, jadi dari situ cita-cita itu terbentuk, kalau gak jadi polisi ya TNI, tapi saya lebih tertarik menjadi seorang polisi," kata Nadya, kepada Suara.com, Rabu (18/8/2021).
Lantas sejak saat itu, Ipda Nadya yang belum memiliki mentor dalam menggapai cita-cita tersebut justru bersemangat untuk menggapainya. Api semangatnya dibuktikan dengan terus mengasah kemampuan jasmani hingga psikologi, pagi maupun sore, setiap hari.
Tanpa lelah, anak pertama dari 4 bersaudara ini terus berlatih dan ingin membuktikan bahwa ia mampu menjadi seorang abdi negara di institusi kepolisian.
"Saya sangat tertarik untuk jadi polwan waktu itu, tapi dulu gak ngerti apa itu Akpol atau Bintara, tujuan saya ya bisa sekolah yang dibiayai negara," tuturnya.
Kemudian, setamat pendidikan SMA Negeri 5 di Bengkulu, Nadya terus giat berlatih meskipun sendirian.
Hal ini lantaran dirinya bukan terlahir dari keluarga polisi yang setidaknya bisa memberikan tunjuk ajar dalam proses perekrutan. Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil di kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Provinsi Bengkulu.
"Lulus SMA itu saya latihan dan ikut tes polisi, latihannya itu sendiri, karena saya bukan keluarga polisi. Mulai dari jasmani dan psikologi. Dan alhamdulillah sekali tes (di Akpol) saya lulus," ungkapnya.
Setalah selesai menimba ilmu di Akademi Kepolisian atau Akpol, wanita kelahiran 16 Maret 1998 ini sudah tentu teruji. Ia lulus dengan menyandang gelar sarjana terapan kepolisian (S.Tr.K) dari Akademi Kepolisian tahun 2020.
Ipda Nadya sendiri merupakan perwira muda yang lahir dan dibesarkan di Provinsi Bengkulu.