Momen Sultan Siak Sumbang Rp 1 Triliun Lebih untuk Republik Indonesia

Sumbangan Sultan Siak mencapai 13 juta Gulden Belanda.

Eko Faizin
Rabu, 04 Agustus 2021 | 18:08 WIB
Momen Sultan Siak Sumbang Rp 1 Triliun Lebih untuk Republik Indonesia
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II. [Ist]

SuaraRiau.id - Tak banyak yang tahu bahwa Kerajaan Siak Sri Indrapura ternyata pernah memberikan sumbangan kepada Republik Indonesia pada zaman kemerdekaan dahulu.

Begitu mendengar kabar Indonesia merdeka di tahun 1945, Sultan Syarif Kasim II langsung memberikan dukungan. Tak hanya dukungan secara lisan, maupun moral, melainkan juga secara materiil.

Sumbangan Sultan Siak mencapai 13 juta Gulden Belanda. Jika dihitung, sama dengan lebih kurang 69 Juta Euro.

Jumlah tersebut jika dirupiahkan tahun 2021 sekarang sekitar Rp 1,17 triliun.

Sumbangan Sultan Syarif Kasim II kepada kepada Presiden Soekarno itu merupakan donasi terbesar kerajaan-kerajaan di Nusantara bagi Indonesia.

Dibandingkan dengan Kesultanan Yogyakarta. Raja Hamengku Buwono IX yang hanya menyumbangkan 6,5 juta Gulden Belanda bagi modal perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Namun, usai puluhan tahun penyerahan harta dan kehormatannya kepada RI, baru tahun 2016, pemerintah meresmikan patung atau tugu yang menggambarkan penyerahan tersebut.

Tugu Penyerahan Kesultanan Siak kepada Republik Indonesia ini menggambarkan perjuangan Sultan Syarif Kasim II (SSK II) sebagai seorang nasionalis sejati.

Diceritakan Syamsuar, Sultan Syarif Kasim II saat penyerahan kekuasaanya kepada Soekarno, tahun 1945, disertai dengan pemberian uang sangat banyak.

"Sultan (Syarif Kasim II) menyerahkan kekuasaanya disertai dengan uang sebanyaki 13 juta Gulden. Jumlah sangat besar untuk modal perjuangan Indonesia merdeka dari Belanda," kata Syamsuar, Kamis (21/7/2016) dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com.

Syamsuar yang kala itu menjabat Bupati Siak menuturkan bahwa tak hanya menyerahkan uang 13 Juta Gulden, Sultan Syarif Kasim II juga menyerahkan mahkota dan pedang keris kesultanan ke Soekarno.

Bukan hanya itu, Sultan Syarif Kasim II juga seorang pejuang bagi warga Riau, melainkan juga berjuang hingga ke Aceh.

"Sultan itu anggota resimen dengan pangkal Kolonel tergabung dalam resimen Rencong di Aceh. Sultan juga dengan kesadarannya menaikkan bendera merah putih yang dijahit permaisuri, istrinya di halaman Istana Siak," kata Syamsuar.

Pernyataan penyerahan kekuasaan ke Soekarno, tuturnya, sarat dengan penuh makna. "Itu merupakan pernyataan tak jadi Sultan lagi. Sultan siap tak tinggal di Istana, jadi rakyat biasa, sama seperti rakyat lainnya," sebutnya.

Tugu Peringatan penyerahan Kesultanan Siak kepada pemerintah Republik Indonesia ini peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh Jusuf Kalla yang ketika itu menjadi Wakil Presiden.

Untuk diketahui, Sultan Syarif Kasim II merupakan sultan ke-12 Kerajaan Siak. Ia lahir tahun 1908 dan meninggal 60 tahun kemudian, 1968.

Tugu Penyerahan Kesultanan Siak ini material pembentuk patung atau tugu menggunakan bahan perunggu. Pemilihan material ini sebagai perlambang dinamis yang selalu mengikuti perkembangan zaman.

Dimensi tugu atau patung dengan tinggi 3,5 meter, lebar patung 4 meter dengan diamater dudukan patung 5,5 meter dan diameter luasnya mencapai 15 meter.

Juga dilengkapi relief peristiwa penyerahan Kerajaan Siak secara simbolis oleh SSK II dan permaisuri kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta tahun 1949.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini