Remaja Diduga Provokator Demo Jokowi End Game Minta Maaf, Ngomongnya Lemes

Ia pun menegaskan, tidak akan turun berpartisipasi pada aksi demo Jokowi End Game tersebut.

Eko Faizin
Sabtu, 24 Juli 2021 | 18:10 WIB
Remaja Diduga Provokator Demo Jokowi End Game Minta Maaf, Ngomongnya Lemes
Tangkapan layar video remaja yang diduga provokator demo Jokowi End Game minta maaf. [Ist]

SuaraRiau.id - Seorang pria yang diduga provokator aksi unjuk rasa Jokowi End Game akhirnya minta maaf. Video permohonan maaf tersebut viral di media sosial.

Dalam video, tampak remaja provokator demo Jokowi End Game itu mengaku tidak berniat melakukan perpecahan di masyarakat lewat aksi demonstrasi tersebut.

“Dengan ini saya menyatakan bahwasanya saya tidak pernah berniat untuk melakukan perpecahan,” ujar pelaku dengan wajah memelas dilansir dari Terkini.id--jaringan Suara.com.

Ia pun menegaskan, tidak akan turun berpartisipasi pada aksi demo Jokowi End Game tersebut. Selain itu, si provokator juga mengaku telah keluar dari sejumlah grup di media sosial yang berisi ajakan untuk ikut demonstrasi melengserkan Presiden Jokowi.

“Saya tidak akan turun melakukan aksi pada tanggal 24 Juli 2021 (demo Jokowi End Game). Dan saya sudah keluar dari semua grup Medsos yang berisi ajakan-ajakan untuk melakukan demonstrasi,” ungkapnya.

Pada akhir cuplikan video tersebut, remaja provokator demo Jokowi End Game tersebut kembali menekankan bahwa dirinya tidak akan pernah ikut aksi demontrasi massa yang menentang Pemerintahan Jokowi.

“Saya tidak akan mengikut aksi-aksi yang menentang pemerintah dan tentunya untuk menurunkan Presiden Jokowi,” ujarnya.

Video remaja minta maaf itu dibagikan dibagikan Ferdinand Hutahaean lewat postingannya di Twitter pribadinya, seperti dilihat pada Sabtu 24 Juli 2021.

Ferdinand menyebut, dalam narasinya, sang provokator itu dijemput Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk diberi pembinaan wawasan kebangsaan.

“Bocah ini harusnya dijemput BNPT dan diajari Wawasan Kebangsaan supaya kelak menjadi penyebar Wawasan Kebangsaan dilingkungannya,” cuit mantan politisi Partai Demokrat itu.

Menurut Ferdinand, pemberian wawasan kebangsaan itu agar remaja-remaja di Indonesia seperti pelaku tidak diracuni oleh paham Radikalisme dari pihak tak bertanggung jawab.

“Jangan dibiarkan remaja-remaja seperti ini diracuni radikalisme,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak