Mualimin menjelaskan, semua ini sebenarnya hanya soal iklim politik nasional. Buzzer seperti Denny bisa jemawa dan berbicara seenaknya karena situasinya mendukung. Kelak, saat kondisinya berubah, jangan harap dia bisa bicara seenaknya di muka publik.
“Akan tetapi pasca pilpres selanjutnya, jika presiden berganti warna partai, bisa-bisa buzzer tersebut mendapat giliran yang dikandangkan (di penjara),” kata dia.