Dia pun mengaku tidak percaya corona. Ia menjelaskan bahwa penyebab kematian korban bukan karena virus corona melainkan interaksi antar obat.
“Interaksi antar obat. Pak kalau misalnya buka data di rumah sakit, itu pemberian obatnya lebih dari 6 macam,” jelas dr Lois dilansir dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (12/7/2021).
Selanjutnya, saat ditanya mengenai penyebab ribuan orang datang ke rumah sakit, dr Lois menjawab bahwa hal itu karena stres.
“Jadi ada karena penurunan imunitas, satu karena stres bisa,” ungkapnya.
Sontak, pernyataan dr Lois itu menjadi perdebatan. Hotman dan Melaney juga menilai pernyataan dr Lois tak masuk akal hingga suasana pun menjadi semakin tegang karena perdebatan itu.
Bukan hanya di Youtube, video tersebut juga viral hingga media sosial lain seperti Tiktok dan Instagram. Beberapa warganet tampak mendukung dr Lois sedangkan sebagian lainnya mengecam.
Terindikasi gangguan jiwa
Sementara itu, senada dr Tirta, Seorang dokter bernama Mila Anasanti melalui cuitannya di akun Twitternya, @anasanti_mila mengungkapkan merasa aneh mengapa mereka percaya pada dr Lois yang STR-nya saja expired.
“Informasi terbaru, ternyata menurut kakak kelasnya dr Lois Owien terindikasi gangguan jiwa,” demikian tulisnya dilansir dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Senin (12/7/2021).
Menurut dr Mila Anasanti, sekalipun dalam posisi netral, pernyataan-pernyataan dr Lois ada kelainan.
“Lois ini kalau kita netral pun bisa melihat dari status-statusnya kalau yang bersangkutan ada kelainan,” cuit Mila pada Minggu 11 Juli 2021.
“Dari yang mengaku punya kuasa penuh, rapat dengan para pemegang kebijakan luar negeri, bicara dengan Trump, mengaku paling jenius sedunia mengalahkan Einstein, dll,” imbuhnya.
“STR nya juga sudah expired, sejak 2017, jauh sebelum pandemi Covid-19,” ungkap dr Mila Anasanti.
dr Mila Anasanti merasa sedih lantaran pernyataan-pernyataan dr Lois Owien dipercaya banyak orang.
“Tapi yang sedih adalah banyak yg percaya ucapan Lois Lois ini. Termasuk umat muslim yg sudah ngaji,” ucapnya.
Ia juga merasa aneh, kenapa mereka tidak percaya pada ilmuwan muslim dan ulama, tapi malah percaya pada yang terindikasi gangguan jiwa.