Petugas yang memadamkan api di Desa Kelamantan ini terdiri dari Pusdatin Kecamatan Bengkalis 2 orang, Rescue BPBD 12 orang, TNI dan Polri 10 orang, MPA Desa Kelamantan 7 orang, masyarakat 12 orang dan turut serta Kepala Desa Kelamantan.
Tak hanya itu, untuk memadamkan karhutla di perbatasan Desa Kelamantan dan Desa Teluk Lancar, dibantu 1 unit helikopter dari Satgas Udara Provinsi Riau. Kehadiran helikopter ini membantu memadamkan api di kepala atau titik kebakaran.
"Alhamdulillah, untuk memadamkan karhutla di perbatasan kedua desa ini, kita dibantu helikopter dari Provinsi Riau. Kami sangat berterima kasih, karena petugas sangat terbantu," ungkap Tajul.
Tak jauh berbeda dengan kondisi di Jalan Perkebunan, Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan. Lahan yang terbakar sebelumnya mencapai 26 hektare dan sempat padam pasca diguyur hujan, namun kini bertambah 10 hektar menjadi 36 hektare.
Saat upaya pemadaman karhutla di Desa Teluk Lancar, Kalaksa BPBD Tajul Mudaris dan Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan turun langsung ke lapangan.
Kehadiran keduanya, selain turun langsung ikut memadamkan karhutla juga sebagai upaya untuk memberikan semangat kepada petugas yang sudah lima hari berada di lokasi.
Petugas yang bertungkus lumus selama lima hari di Desa Teluk Lancar, terdiri anggota BPBD 15 orang, Polri 35 orang, TNI 10, Satpol PP Bantan 15 orang dan Damkar Bantan 8 orang, MPB/MPA desa 10 orang, Kepala Desa Teluk Lancar dan perangkat desa 10 orang, masyarakat 40 orang.
"Selama lima hari ini, kawan-kawan di Desa Teluk Latak berhasil memadamkan api sekitar 14 hektare. Lahan yang terbakar berupa semak belukar," katanya.
Agar api tidak meluas, selain diperkuat peralatan pemadaman, petugas juga diperkuat oleh kehadiran alat berat eksavator untuk membuat sekat-sekat api. Selain itu alat berat ini juga digunakan membuat embung sebagai sumber air untuk upaya pemadaman.
Tersangka Karhutla
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan bahwa sejak awal tahun 2021 sudah ada 9 orang tersangka karhutla.