SuaraRiau.id - Ustaz Abdul Somad (UAS) ikut dilirik calon kepala daerah di Riau untuk keperluan kampanye. UAS diketahui hadir dalam kampanye dialogis yang digelar pasangan Hafith Sukri - Erizal, di Kabupaten Rokan Hulu pada Sabtu (21/10/2020).
Dalam kesempatan tersebut, UAS mengatakan dirinya menjadi juru kampanye (jurkam) pasangan nomor urut 3 lantaran Hafith (mantan wakil bupati Rohul) turut membantunya menggelar ceramah di Rokan Hulu beberapa tahun lalu.
UAS pun berharap, pasangan nomor urut 3 nantinya dapat mengakomodir pelajaran agama untuk diterapkan di sekolah umum, seperti Akidah Akhlak, Quran Hadist, Bahasa Arab, Sejarah Islam dan Fiqih.
Mantan dosen UIN Suska Riau ini sendiri dalam keterangannya di Karni Ilyas Club, mengatakan dirinya menjauhi politik praktis. Namun, ia menyerukan umat Islam untuk berpatisipasi dalam setiap ajang politik, dengan memilih sosok yang satu akidah.
Tanggapan pengamat
Menanggapi kejadian itu, pengamat politik dari Universitas Islam Riau (UIR), Panca Setyo Prihatin, mengatakan terlibatnya UAS dalam kampanye dialogis pada pilkada 2020 merupakan hak politik sang dai.
Namun, Panca menilai kemunculan UAS pada kampanye dialogis dapat menyeret UAS lebih jauh ke ranah politik praktis.
"Terlepas itu merupakan hak politik UAS, idealnya Pak Ustaz berdiri di atas semua golongan, berdiri di tengah," ungkapnya kepada Suara.com, Senin (23/11/2020).
Panca menilai popularitas UAS yang tinggi, telah membuat aktor politik di pilkada 2020 berharap mendapat sokongan dari UAS.
Sokongan dari sang ustaz diharapkan dapat mengerek minat publik untuk menyalurkan hak pilih. Hanya saja, sokongan tersebut perlu upaya lanjutan untuk dapat dikonversi menjadi suara yang lebih besar.
"Ini kan soal berharap pengaruh UAS. Namun, setelah pengaruh UAS diperoleh masih ada kerja-kerja politik yang perlu dikerjakan. Sebab jika bicara segmentasi pemilih, pengaruh UAS mungkin hanya mewakili satu segmentasi pemilih. Jadi butuh kerja-kerja lanjutan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Provinsi Riau, Dr Hasanudin menilai kedekatan UAS dengan aktor politik dapat menimbulkan efek politik bagi aktor yang bersangkutan.
Hasanudin mencontohkan situasi pada pemilu 2019, ketika UAS menyerukan warga memilih PKS dan PAN.
"Walau sekarang konteksnya pilkada, namun yang pasti kedekatan dengan UAS bakal memiliki efek politik, khususnya pada segmen pemilih Islam," urainya.
Lebih lanjut Hasanudin menambahkan, pengaruh UAS memiliki kecendrungan berkurangnya minat pemilih Islam terhadap partai nasionalis, khususnya di Riau. Namun untuk mengukur sejauh mana faktor UAS berdampak terhadap cakada yang diusung partai nasionalis, memerlukan pendalaman lebih lanjut.