SuaraRiau.id - Deklarasi Partai Ideologi Islam atau Masyumi Reborn bakal digelar pasca deklarasi nasional 7 November 2020 mendatang.
Menurut inisiator Masyumi Reborn Provinsi Riau, Wan Abu Bakar, jika tidak ada halangan maka deklarasi Provinsi Riau bakal menyusul deklarasi Masyumi Reborn level nasional.
"Insyallah usai deklarasi di Jakarta 7 November, mungkin nanti akan diikuti deklarasi di Provinsi Riau seterusnya sampai level kabupaten," ucapnya kepada Suara.com, Sabtu (31/10/2020).
Terkait peran Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam rapat pendirian Masyumi Reborn Provinsi Riau, Wan menyebut dai kondang itu berperan selaku motivator.
"Ustad Somad memberikan motivasi bahwa sudah waktunya, kita menyatukan suara umat Islam ini. Supaya umat Islam jadi penentu dalam negara ini," tekannya.
Terpisah, pengamat komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, mengatakan kebangkitan Masyumi mesti disertai program aksi yang jelas jika ingin menarik perhatian publik. Ia menilai kata reborn yang diusung Masyumi harus diikuti peta jalan yang menjanjikan.
Menurut Aidil, jika partai tersebut nantinya terbentuk maka Masyumi langsung dihadapkan dengan persaingan dengan partai Islam dan realita mengecilnya populasi pemilih Masyumi.
"Nanti mereka (Masyumi) akan dihadapkan dengan partai Islam yang sudah eksis, disisi lain mereka mesti menyikapi realita peralihan generasi pemilih. Sehingga standing position partai harus benar-benar jelas," terangnya Sabtu (31/10/2020).
Aidil mengingatkan,alih-alih mengusung kata reborn dan ideologi Islam sebagai pertanda kebangkitan partai.
Masyumi mesti punya kerja politik yang jelas tentang kemasan Islam yang coba ditawarkan ke publik.
"Kalau pada tahun 1955 Masyumi bisa dikatakan leluasa membangun narasi Islam. Maka kerja politik tahun 1955 itu tidak bisa dijadikan acuan. Sebab narasi soal Islam kini juga disuarakan partai Islam lainya. Sehingga Masyumi perlu memikirkan kemasan Islam seperti apa yang dikomunikasikan," terangnya.
Kontributor : Satria Kurnia