Biasanya Cuma Jadi Sampah, Tanaman Gulma Ini Diolah Jadi Karya Seni Cantik

Kreativitas tinggi para seniman membuat tanaman gulma yang biasanya dianggap sebagai sampah menjadi karya seni yang cantik dan memukau. Seperti apa?

M. Reza Sulaiman | Dini Afrianti Efendi
Rabu, 28 Oktober 2020 | 15:39 WIB
Biasanya Cuma Jadi Sampah, Tanaman Gulma Ini Diolah Jadi Karya Seni Cantik
Tanaman gulma Resam diolah menjadi karya seni menarik di Jambi. (Foto : Dokumen Kilau Art Studio)

“Seniman-seniman dari Kilau Art Studio seolah ingin menyambung masa lampau dengan fenomena saat ini,” ujar kurator seni Bambang Asrini Widjanarko.

Tanaman gulma Resam diolah menjadi karya seni menarik di Jambi. (Foto : Dokumen Kilau Art Studio)
Tanaman gulma Resam diolah menjadi karya seni menarik di Jambi. (Foto : Dokumen Kilau Art Studio)

Bambang juga menyinggung Candi Kedaton – Candi yang paling dekat dengan karya Harmoni(S) di kompleks Candi Muaro Jambi - sebagai Global Ancient College. Di mana Candi ini 1200 tahun yang lalu menjadi tempat belajar mengajar dengan ribuan murid dan peziarah.

“Seni diperlukan untuk menyampaikan ke luar bahwa ada sebuah peradaban kuno yang hingga kini terawat dengan baik dan bisa menjadi refleksi bagi kita semua. Juga bagaimana progresifnya kebudayaan itu dibangun dan terbangun oleh masyarakat yang cerdas pada masa lampau. Hal itu memantul pada kita lewat karya seni ini (Harmoni(S)),” tukas Bambang.

Sementara itu, orientasi Candi Kedaton sebagai warisan budaya masa lampau dan karya seni Harmoni(S) sebagai representasi budaya kekinian juga menarik untuk di simak.

Baca Juga:800 Karya Seni Siap Meriahkan Pameran Art Virtual Jakarta 2020

“Jika kita perhatikan, Candi Kedaton sebagai peninggalan budaya masa lampau berorientasi pada sungai, sebagai penghubung dan pusat mobilitas kala itu. Bandingkan dengan karya Harmoni(S) yang berorientasi pada aspal (jalan raya) yang kini juga kita ketahui amat penting di era modern saat ini. Sebuah fenomena yang cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut,” ungkap Hendra.

Kehadiran karya seni gigantik Harmoni(S) bisa menjadi penanda era baru seni kontemporer yang berbasis pada kolaborasi, isu kekinian dan pemanfaatan wilayah-wilayah inti. Tentunya hal tersebut juga harus ditunjang dengan riset dan indikator yang memadai.

“Sebuah model karya seni yang melahirkan kegiatan ekonomi padat karya, padat ide, dan realistis,” tutup Hendra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini