Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 06 September 2022 | 12:40 WIB
Ilustrasi hewan ternak yang diperiksa terkait kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). [ANTARA FOTO/ Aji Styawan/rwa]

SuaraRiau.id - Sekda Kampar, Yusri meminta jajarannya menyelidiki persoalan puluhan hewan ternak mati mendadak di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu yang diduga karena penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Saya perintahkan seluruh dokter hewan dan perangkatnya turun ke kedua kecamatan itu untuk memastikan penyebab kematian ternak tersebut," ujarnya dikutip dari Antara, Senin (5/9/2022).

Hingga saat ini dilaporkan ada 5-20 ekor hewan ternak setiap hari mati, khususnya di Kecamatan Koto Kampar Hulu dan XIII Koto Kampar.

Menurut dia, hal ini tentu saja membuat kegelisahan pemilik ternak.

Yusri juga meminta seluruh perangkat terkait lainnya mengecek langsung ke lapangan terkait penyebab sesungguhnya persoalan itu sehingga bisa segera diatasi.

"Apapun penyakitnya nanti, lakukan vaksinasi massal. Apabila wabah PMK maka dalam hal ini secara aturan pemerintah telah mewacanakan pemberian uang ganti rugi terkait hewan ternak milik warga yang mati karena terserang penyakit itu," terangnya.

Sebelumnya, Pemprov Riau menyediakan bantuan dana Rp10 juta per ekor sapi terkait dengan ternak yang terserang PMK.

"Bantuan sebesar Rp10 juta/ekor itu diberikan dengan indikator hasil visum dan setelah penetapan status wabah PMK hewan ternak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau Herman.

Kebijakan tersebut dilakukan berdasarkan penetapan dari Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen Fajar Setyawan bahwa bantuan hewan ternak yang mati akibat PMK sudah bisa diajukan mendapat bantuan.

Syarat sapi penerima bantuan harus divisum dan bantuan itu bisa diberikan setelah adanya penetapan daerah terjangkit dan berstatus wabah PMK. (Antara)

Load More