Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 30 Agustus 2022 | 19:19 WIB
Sebanyak 12 ekor sapi di Siak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK). [Ist]

SuaraRiau.id - Sebanyak 12 ekor sapi bantuan Badan Amil Zakat (BAZ) Siak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).

Belasan sapi terserang PMK itu dibeli tanpa dilengkapi dokumen dan diduga tak berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Petenakan Siak.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas dokter hewan di Kecamatan Kandis dari 12 ekor yang dibeli, 10 dinyatakan positif PMK dan dua ekor sapi mati.

Petugas kesehatan hewan menemukan ada tanda klinis berupa lepuh di bagian mulut dan luka di bagian kaki.

Dikatakan drh Ari, 12 ekor ternak sapi itu tiba di kampung Pencing Bekulo dan Gondang pada Rabu (24/8/2022) tengah malam dan langsung diantarkan ke masing-masing penerima bantuan.

"Kami dapat laporan dari peternak ada sapi yang sakit, katanya bantuan BAZNAS," ungkap Ari, Senin (29/8/2022).

Dijelaskan drh Ari bahwa pihaknya tidak pernah mendapat laporan dari pihak balai karantina bahwa ada hewan ternak sapi yang masuk dari luar ke Kandis.

Padahal, lanjut Ari, ditengah mewabahnya virus PMK seharusnya tidak ada ternak yang masuk dari luar apalagi dari daerah tertular, kecuali dari daerah bebas dan itu harus disertai dokumen.

Hal senada juga dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, Dra Susilawati menyampaikan, pihaknya bersama tim terus melakukan sosialisasi ke setiap desa yang memiliki hewan ternak sapi.

"Kami juga terus melakukan sosialisasi dan vaksinasi bahkan," kata Susilawati.

Sementara itu, Ketua Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Siak wilayah Kecamatan Kandis, Bukhori membenarkan adanya bantuan sapi tersebut.

Disampaikan Bukhori, 12 ekor sapi itu berasal dari kabupaten Kampar yang dipasok melalui agen.

"Kami sudah cari di Kecamatan Kandis, tapi gak ada sapi, makanya kami coba cari ke wilayah Kabupaten Kampar, jaraknya sekitar 10 km," kata Bukhori.

Diakui Bukhori saat pihaknya membeli sapi juga tidak disertai surat keterangan kesehatan hewan dari tempat asal hewan ternak itu.

Bukhori juga mengatakan pihaknya tidak berkoordinasi dengan Diskannak Siak dalam membeli sapi dari luar.

"Iya kami akui tidak berkoordinasi dulu dengan dinas soal bantuan sapi ini, itu khilaf kami," kata dia.

Bukhori mengklaim Is sempat merasa bingung dengan kondisi 12 ekor sapi tersebut setelah dibeli.

Disebutkannya, awal ia membeli sapi-sapi tersebut tidak ada tanda-tanda ada penyakit alias sehat.

"Namun setelah sehari dibeli ternaknya sudah menunjukkan gejala klinis," ungkapnya.

Atas peristiwa itu, kata Bukhori lebih jauh, pihaknya akan segera melapor ke pedagang sapi karena hewan ternak yang dibeli itu sakit bahkan ada yang sampai ada yang mati.

"Kami akan segera melapor ke pihak pedagang sapi itu," tuturnya.

Kontributor : Alfat Handri

Load More