
"Kami mendesak agar yang bersangkutan diberhentikan sebentar, dan hari ini terdapat laporan balik pencemaran nama baik. Saya selaku presiden mahasiswa, meminta juga yang meminta atas nama solidaritas, jika Komahi dipanggil Polda, maka BEM se-Riau dan se Indonesia, meminta dipanggil juga ke Polda, kami siap dipanggil sebagai saksi dari video yang beredar tersebut, karena kami merepostnya. Sekarang video di Komahi masih ada, itu sikap yang kami lakukan," ungkapnya.
Selaku Presma, Kaharuddin mengaku sudah menjumpai keluarga korban.
"Kami sudah mendampingi korban, fokus ke pemulihan mental korban dan sudah ditangani UPT PPA. Kami mendesak agar rektor segera menggerakkan tim pencari fakta, dan memberitahu siapa saja di tim itu. Kami mendesak harus ada tim mahasiswa di sana, agar tim itu benar-benar independen. Dalam hal ini ada opsi, Presma atau Komahi yang mewakili mahasiswa," kata Kaharuddin.
Terkait persoalan hukum, mereka sepakat pendampingan hukum bersama LBH Pekanbaru.
Di sisi lain, LBH Pekanbaru Rian Sibarani mengatakan bahwa pihaknya bersama korban sudah melaporkan kasus ini ke Polresta Pekanbaru, perkembangannya menurut Rian, polisi akan memanggil saksi dan terduga pelaku atas laporan tersebut.
"Kita akan mengawal saksi dan proses terduga pelaku di kepolisian, agar kasus ini terang dan terungkap. Sebelumnya, yang kita prioritaskan adalah kondisi psikis korban yang trauma dan ketakutan. Kita mendapati masih ada pihak tertentu yang mencoba menghubungi korban dan keluarganya, nah kondisi ini yang menurut kita yang perlu diutamakan agar kondisi psikologis pulih," kata Rian.
Menurutnya, pasca kejadian dugaan kekerasan seksual yang menimpanya itu, korban masih takut untuk beraktivitas kembali dan takut untuk kembali ke kampus.
"Kita menyerahkan ini ke UPT PPA agar pendampingan psikologis. Selanjutnya, kita akan minta kasus tersebut ke lembaga perlindungan saksi dan korban, karena gangguan. Kita minta LPSK beri perlindungan ke korban," katanya.
Selanjutnya, LBH Pekanbaru akan melaporkan kasus tersebut ke Kemendikbud, ke Komnas Perempuan juga.
"Agar Komnas juga menginvestigasi, karena ini sudah jadi perhatian tingkat nasional, bukan hanya di Unri saja. Perlu jadi catatan, bahwa 2018 LBH Pekanbaru juga mendapat pengaduan kekerasan di Unri, itu terduga pelaku adalah mahasiswa," ujarnya.
Berita Terkait
-
Sosok Istri Kapolres Ngada yang Terjerat Dugaan Pelecehan Seksual Anak
-
Mengenal Child Grooming, Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang Menyeret Aktor Kim Soo Hyun
-
Polisi Predator Anak: Kapolres Ngada Diduga Cabuli 3 Bocah, Video Disebar Online!
-
Taeil dan Dua Pelaku Lainnya Resmi Didakwa Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
-
Pegawai PN Sukabumi Cabuli Mahasiswi Magang usai Pingsan di Depan Ruang Sidang, Area Sensitif Diobok-obok!
Tag
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
Terkini
-
Didukung BRI, Cokelat Ndalem Sukses Pasarkan Produknya ke Luar Negeri
-
Bukti Dugaan Bagi-bagi Uang Paslon 03 Diserahkan Warga ke Bawaslu Siak
-
Kasus Korupsi Dana Bencana, Eks Kepala BPBD Siak Dituntut 7 Tahun Penjara
-
Mudik Aman Sampai Tujuan: BRI Group Berangkatkan 8.482 Pemudik di Lebaran 2025
-
BRI Group Berikan 100.000 Paket Sembako dan Santunan kepada Anak Yatim Piatu Selama Ramadan