SuaraRiau.id - Lokasi semburan gas dan lumpur di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan akhirnya ditutup Tim Gabungan TNI/Polri dan Pemerintah Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru pada Sabtu (6/2/2021).
Penutupan tersebut dilakukan karena dikhawatirkan akan terjadi dampak akibat semburan material berbahaya itu.
"Penutupan itu dilakukan dengan pemasangan garis polisi yang diperluas hingga pintu masuk gerbang pesantren. Sebelumnya garis polisi terpasang hanya di sekitaran sumur yang menyemburkan gas dan lumpur itu," kata Kapolsek Tenayanraya AKP Manapar Situmeang dikutip dari Antara, Minggu (7/2/2021).
Saat ini semburan gas dan lumpur yang mencapai 15 meter itu tengah didalami oleh tim gabungan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau beserta PT Kaila Migas dan PLTU beserta KLHK Riau.
"Pengecekan secara berkala dilakukan untuk mengambil langkah penutupan sumur. Kita juga telah mendirikan Pos Pam terpadu untuk menjaga areal tersebut," ujar Manapar.
Di sekitar lokasi Pondok Pesantren Al Ihsan, Pemprov Riau juga telah mendirikan posko. Sementara itu, semua santri penghafal Alquran sudah diungsikan ke pesantren induknya di kawasan Kubang, Kabupaten Kampar.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, pihaknya menyiapkan pos jaga di situ dan kini kita meminta bantu dari perusahaan gas untuk penanganan tanggap darurat bencana tersebut.
Sebelumnya, kasus semburan gas itu berawal dari pengeboran sumur milik Pesantren Al Ikhsan di jalan Abdurrahman, masuk dari Jalan Badak, dekat Kantor Wali Kota Pekanbaru, pada Kamis (4/2/2021).
Namun saat pengeboran mencapai 115 meter, tiba-tiba keluar gas sekitar pukul 13.30 WIB.
Kemudian, sang penggali Ramadhan meninggalkan pekerjaannya karena khawatir berbahaya.
Malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, warga sekitar mendengar ledakan keras, ternyata aliran lumpur keluar dari dalam lobang tersebut. Ledakan itu mengakibatkan batu-batu dari dalam tanah berterbangan.
Material yang keluar dari semburan gas tersebut merusak bangunan Ponpes. Sebagian atap sudah roboh akibat tertimpa batu dan debu berwarna abu-abu mirip abu vulkanik.
Sebagian bangunan lainnya ada yang masih utuh namun tertutupi debu. Di dalam gedung juga bertaburan batu warna abu-abu yang terbentuk dari debu itu.
Jalanan sekitaran pesantren tidak lagi kuning seperti sedia kala. Kini, warna abu-abu mendominasi bangunan, jalanan, serta pepohonan di sekitaran semburan gas. Pohon sawit dengan jarak puluhan meter dari sumur gas juga mati.
Jarak antara lokasi lubang gas yang bersumber dari pengeboran sumur itu milik pesantren itu tak jauh dari sumur gas milik perusahaan EMP Bentu. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Sabtu Ini Kompak Melemah
-
4 Saldo DANA Kaget Terbaru Senilai Rp243 Ribu, Cuan Akhir Pekan
-
Rekomendasi realme 15 Pro 5G, Gabungkan Kecanggihan AI dan Kamera Terkini
-
AgenBRILink di Desa Sioban Dukung Inklusi Keuangan di Kepulauan Mentawai
-
Kronologi 4 Kurir Sabu 30 Kg Ditangkap di Meranti, Pengejaran Berlangsung Dramatis