Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 06 Februari 2021 | 14:14 WIB
Lokasi semburan gas bumi yang disertai lumpur dan abu di kawasan Pondok Pesantren Al-Ihsan, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/2/2021). [ANTARA FOTO/FB Anggoro]

SuaraRiau.id - Semburan gas yang muncul di kawasan Pondok Pesantren Al-Ihsan, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru sempat menggegerkan warga. Sebab pasca gas keluar, butiran pasir dan bebatuan serta cairan mirip semen juga keluar.

Akibatnya gedung pondok pesantren tersebut rusak berat imbas dari cairan lumpur yang keluar tersebut.

Menurut Pakar Perminyakan Riau, Dr Eng Muslim, semburan gas yang terjadi di Pondok Pesantren Al Ihsan, Pekanbaru sejak Kamis (4/2/2021) kemarin merupakan jenis Gas Bio Genik atau gas rawa.

Muslim mengatakan jenis gas ini biasanya mengeluarkan semburan gas yang tidak banyak.

Baca Juga: Mirip Banget Raja Ampat, Objek Wisata Ini Ternyata Ada di Kampar Riau

"Kalau gasnya banyak pasti sudah dibuat sumur gas, sampai hari ini pasti masih keluar gasnya. Gas Bio Genik ini biasanya tidak terlalu banyak dan akan mati dengan sendirinya dalam waktu tertentu," kata Muslim, Sabtu (6/1/2021).

Ia menjelaskan, untuk mengecek kandungan gas tersebut beracun atau tidak, pria yang mengenyam pendidikan di Korea Selatan ini menyebutkan, pemerintah harus melakukan pengecekan terlebih dahulu dengan menggunakan alat Gas Detector.

"Inikan harus jelas dulu hasil pengujian gas ini, baunya menyengat atau tidak? Kalau bau menyengat itu H2S namanya. Dan kalau gas sampai menyembur tinggi ke atas tentu harus lebih mudah lagi mendeteksi baunya. Jika gas tersebut tidak beracun atau tidak mengeluarkan bau, gas tersebut adalah gas metana atau CH4," jelasnya.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) ini mengungkapkan bahwa kejadian tersebut merupakan hal yang biasa terjadi dan bukan sesuatu yang aneh.

"Ini sering ditemukan, bukan sesuatu yang langka. Kalau ada orang ngebor sumur terus tiba-tiba keluar gas itu bukan sesuatu yang aneh," tuturnya.

Baca Juga: Karena Persaudaraan Umat Muslim, Laras Jadi Mualaf

Sebelumnya, pengurus pondok pesantren tersebut hendak membuat sumur bor dengan menggali kedalaman tanah dengan pipa.

Gas pertama kali menyembur pada Kamis (4/2) pukul 13.30 WIB. Saat itu, tiga pekerja sedang membuat sumur bor hingga kedalaman 115 meter.

Setelah pekerjaan selesai, pekerja mulai mengangkat pipa dari perut bumi. Baru 1 pipa diangkat tiba-tiba terjadi semburan keras dari lubang sumur.

Hingga saat ini semburan masih keluar, areal kawasan tersebut juga terkena dampak semburan yang mengakibatkan pepohonan dan bangunan rusak berat.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

Load More