Cerita Mahout Menjaga Gajah Sumatera yang Habitatnya Kini Tergusur

PLG Minas berdampingan dengan kebun kelapa sawit sehingga areal penggembalaan gajah.

Eko Faizin
Minggu, 14 Desember 2025 | 14:55 WIB
Cerita Mahout Menjaga Gajah Sumatera yang Habitatnya Kini Tergusur
Seorang mahout berdiri di antara dua gajah jantan dampingannya di PLG Minas, Sabtu (13/12/2025). [Suara.com/Eko Faizin]
Baca 10 detik
  • Mahout menceritakan keseharian menggembala gajah di PLG Minas.
  • Ada belasan gajah sumatera dewasa dan anakan yang mereka dampingi.
  • Para pawang ini memastikan makan hingga kesehatan gajah terjaga.

SuaraRiau.id - Pagi itu gerimis. Terdengar kicauan burung serindit.

Suara kendaraan melintas di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai masih terdengar samar.

Beberapa pria terlihat memberi makan sejumlah gajah yang seakan sambil bercengkerama.

Seorang mahout, Widodo menjelaskan tentang kesehatan gajah di PLG Minas, Sabtu (13/12/2025). [Suara.com/Eko Faizin]
Seorang mahout, Widodo menjelaskan tentang kesehatan gajah di PLG Minas, Sabtu (13/12/2025). [Suara.com/Eko Faizin]

Para lelaki itu merupakan mahout, sebutan untuk para pawang gajah yang mengabdikan diri di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak.

PLG Minas berdampingan dengan kebun kelapa sawit sehingga areal penggembalaan gajah yang dulunya masih bervegetasi hutan yang sebagian besar sudah berubah fungsi menjadi kebun sawit.

Ada 17 mahout mendampingi 14 gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang dilatih dalam penanganan konflik antar satwa dan manusia.

Salah satu mahout PLG Minas, Widodo (45), menceritakan kesehariannya bersama gajah. Mulai memberi makan, memandikan hingga memastikan kesehatan hewan berukuran jumbo itu.

"Di sini (PLG Minas) terdiri dari gajah dewasa dan anakan. Empat betina, 10 jantan," terangnya, Sabtu (13/12/2025).

Widodo mengaku bersama mahout lain menggembala gajah latih setiap pagi ke tempat-tempat yang ada sumber makanan di sekitar PLG Minas.

"Ngangon (menggembala) gajah sekitar 2-3 kilometer dari PLG, rutin setiap hari," kata pria yang sudah 21 tahun menjadi mahout.

Setelah diantar ke lokasi yang ada sumber pakan, gajah ditinggalkan kemudian dijemput mahout ketika sudah sore.

Menurut Widodo, kendala yang dihadapi sekarang adalah ketersediaan pakan alami gajah yang makin berkurang.

"Pakan sudah menipis, jadi kami kesulitan untuk tempat ngangon. Kalau mengandalkan pakan tambahan tidak mencukupi," jelasnya.

Makanan tambahan yang diberikan kepada gajah yaitu buah-buahan seperti semangka, nenas dan lainnya.

Pakan tersebut biasanya diberikan oleh mahout atau para pengunjung PLG.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini