- Pangdam XIX Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo pimpin apel pengamanan.
- Giat tersebut merupakan bentuk kesiapsiagaan personel gabungan mengamankan obyek vital.
- Dalam acara tersebut, Pangdam menekankan terkait empat poin wajib untuk para personel.
SuaraRiau.id - Sebanyak 380 personel gabungan dari TNI, Polri, serta unsur pengamanan internal resmi disiagakan untuk mengamankan instalasi strategis Pertamina di wilayah operasi migas Riau.
Kesiapsiagaan itu ditegaskan Pangdam XIX Tuanku Tambusai, Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo saat memimpin apel pengamanan yang digelar di Lapangan Masjid Dakwah, Kompleks Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rumbai, Senin (1/12/2025).
Dalam arahannya, Pangdam menegaskan bahwa pengamanan obyek vital nasional harus dilaksanakan secara profesional dan proporsional, karena berkaitan dengan kepentingan rakyat dan kedaulatan energi Indonesia.
"Keamanan Pertamina adalah keamanan rakyat, dan keamanan rakyat merupakan bagian dari kedaulatan Republik Indonesia. Keberhasilan tugas bukan hanya diukur dari ketiadaan gangguan, tetapi dari kemampuan kita mencegah potensi ancaman sejak dini," tegas Mayjen Agus Hadi Waluyo.
Lebih lanjut, jenderal bintang dua menekankan empat poin penting yang wajib dijalankan seluruh personel.
"Semua personel harus memahami dan melaksanakan tugas dengan profesional dan proporsional. Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antara seluruh unsur pengamanan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah potensi gangguan sejak dini serta menghindari segala bentuk tindakan kontraproduktif yang dapat mengganggu stabilitas keamanan," pesannya.
Pantauan Suara.com, personel yang diturunkan berasal dari berbagai kesatuan, di antaranya Batalyon Arhanud 13/PBY, Kikav 6/RBT, Pomdam, Denmadam, serta dukungan 1 SST personel Samapta Polda Riau, Satpol PP, BPBD dan Damkar.
TNI juga menyiagakan sejumlah Alutsista taktis untuk mengantisipasi berbagai bentuk gangguan, mulai dari sabotase hingga ancaman keamanan non-tradisional.
Alutsista tersebut meliputi dua unit Ranpur Anoa, dua unit Rudal MMS, serta kendaraan Maung MV3 dan kendaraan pengawalan khusus.
General Manager PHR Wilayah Kerja Rokan, Andre Wijanarko, menegaskan bahwa WK Rokan memegang peran strategis sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional dengan kontribusi produksi migas yang signifikan bagi negara.
Sinergi keamanan dengan TNI dan Polri disebut menjadi kunci kelancaran operasional.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan penuh dari TNI dan Polri. Sinergi ini memastikan operasi kami dapat berjalan optimal demi mengejar target produksi energi nasional," ujar Andre.
Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR WK Rokan telah memberikan kontribusi penerimaan negara lebih dari Rp115 triliun.
Wilayah operasinya mencakup sekitar 6.400 kilometer persegi di tujuh kabupaten/kota dengan lebih dari 12.600 sumur aktif.
Dengan luas dan kompleksitas tersebut, aspek pengamanan menjadi fondasi utama keberlanjutan produksi energi nasional.