- Demo elemen masyarakat terkait polemik TNTN di Kejati Riau, Kamis (20/11/2025).
- Aksi unjuk rasa tersebut diwarnai 'teror' SMS blast yang diduga provokasi.
- Sejumlah wartawan dan peserta demo mendapat pesan dari nomor tak dikenal.
SuaraRiau.id - Suasana aksi demonstrasi sejumlah elemen masyarakat di depan Kantor Kejaksaan Tinggi atau Kejati Riau mendadak diwarnai isu baru, Kamis (20/11/2025) pagi.
Sejumlah awak media dan peserta aksi menerima pesan singkat (SMS) dari nomor tak dikenal yang berisi ajakan untuk menghentikan unjuk rasa.
Pesan SMS blast itu diduga kuat merupakan upaya memecah konsentrasi massa terkait polemik kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang sejak pagi telah memenuhi area Kejati.
![Demo kelompok masyarakat terkait lahan TNTN di Kejati Riau, Kamis (20/11/2025). [Suara.com/Rahmat Zikri]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/20/66820-demo-kelompok-masyarakat-terkait-lahan-tntn.jpg)
Isi SMS tersebut berbunyi:
"Ahhh demo ini bukan untuk kita, kepentingan keuntungan pribadi aja, bagus kita pulang aja ketimbang panas-panasan tak jelas .."
Pesan 'teror' dengan nada menggiring opini tersebut langsung menjadi bahan perbincangan di tengah massa.
Beberapa peserta aksi menilai SMS tersebut bersifat provokatif, mencoba melemahkan soliditas kelompok, dan berpotensi menurunkan semangat juang mereka.
"Ini jelas upaya untuk memecah barisan. Kami sudah komit, aksi ini tetap berjalan sesuai rencana," ujar salah satu peserta aksi yang enggan disebutkan namanya kepada awak media yang meliput.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa pengirim SMS tersebut maupun motif pastinya.
Namun koordinator lapangan menegaskan bahwa unjuk rasa tidak akan terpengaruh dan massa diminta tetap fokus pada tuntutan yang disuarakan.
Aksi hari ini digelar oleh sejumlah elemen masyarakat yang menilai penanganan beberapa kasus di Riau berjalan lamban dan perlu mendapat perhatian serius dari Kejati.
Massa bertahan hingga siang hari, sementara aparat keamanan tampak berjaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi gangguan.
Usai melakukan orasi dan membacakan tuntutan, sebanyak 20 perwakilan massa kini tengah menjalani audiensi di salah satu aula Kejati Riau.
Sementara itu, peserta lain menunggu di luar sembari menantikan hasil pembahasan dengan pihak kejaksaan.
Sebelumnya, diberitakan massa yang membawa belasan bendera Merah Putih itu menggelar orasi terkait polemik tata kelola hutan dan lahan di Riau.