Anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, turut mendukung langkah tersebut.
Ia mendorong agar revitalisasi stadion dilakukan terlebih dahulu melalui kementerian terkait, sebelum masuk ke tahap kerja sama dengan pihak ketiga seperti swasta untuk pengelolaannya.
"Stadion jika terbengkalai tentu sangat disayangkan, karena pembangunannya menggunakan uang rakyat. Tadi sudah dikomunikasikan dengan Pak Gubernur (Abdul Wahid)," tegas Syahrul Aidi.
Dia pun mengajak bersama-sama menyampaikan hal ini ke Kementerian PUPR agar segera dilakukan revitalisasi.
Baca Juga:Gubri Wahid Bakal Rombak OPD yang Tak Tindaklanjuti Temuan BPK
"Setelah itu baru kita kerja samakan dengan pihak swasta untuk pengelolaannya," sebut Syahrul.
Heboh penjualan Stadion Utama Riau
Sebelumnya, keberadaan Stadion Utama Riau sempat menghebohkan publik setelah pernyataan Gubernur Riau Abdul Wahid yang sempat menyebut kemungkinan menjual bangunan yang dipakai pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 itu.
Erisman Yahya selaku Kepala Dispora Riau akhirnya memberikan klarifikasi terkait pernyataan Gubri Abdul Wahid tersebut.
Erisman mengungkapkan jika pernyataan itu tidak dimaksudkan sebagai menjual stadion, melainkan sekadar respons spontan Gubri dalam forum Rapat Kerja Perangkat Daerah (RKPD).
Baca Juga:Gubri Abdul Wahid Minta Petunjuk Menpora Dito soal Nasib Stadion Utama Riau
"Jadi gini, pernyataan Pak Gubernur kemarin ingin menjual Stadion Utama Riau, itukan sebenarnya lebih kepada respon spontan beliau saja, karena ada masukan menjual aset-aset yang tidak terpakai seperti kendaraan dan bangunan lainnya. Jadi tidak perlu dibesar-besarkanlah," ujarnya, Kamis (8/5/2025) malam.
Erisman mengatakan jika pembahasan itu muncul dari keprihatinan sejumlah pihak terhadap kondisi keuangan daerah. Namun, ia menegaskan bahwa Pemprov Riau tetap berkomitmen untuk mencari jalan terbaik untuk stadion yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat tersebut dengan baik.
Dia lantas menjelaskan bahwa upaya untuk menggandeng pihak ketiga dalam pengelolaan Stadion Utama Riau sebenarnya sudah dilakukan.
Bahkan, beberapa calon pengelola pernah datang langsung meninjau lokasi, namun akhirnya investor memilih putar balik karena mempertimbangkan biaya perawatan yang besar.
"Perlu saya sampaikan, selama ini bukan tidak berusaha mencari pihak ketiga atau investor yang mau mengelola. Sudah beberapa kali sebenarnya, bahkan sudah ada juga yang datang langsung meninjau tapi setelah ditinjau mereka mundur karena biaya pemeliharaannya memang besar," jelas Erisman.
Ia mengatakan jika total luas keseluruhan lahan Stadion Utama Riau mencapai sekitar 66,4 hektare. Lantaran luas, butuh anggaran besar untuk perawatan menyeluruh.