Awalnya Diragukan Lantas Diandalkan, Cerita 80 Tahun Lapangan Minas

Andai saja kesabaran itu benar-benar setipis kertas, mungkin Lapangan Minas tak pernah ditemukan.

Eko Faizin
Rabu, 11 Desember 2024 | 18:48 WIB
Awalnya Diragukan Lantas Diandalkan, Cerita 80 Tahun Lapangan Minas
Pompa angguk tertua di Minas sekaligus menandai temuan sumur minyak pertama. [Dok PHR]

Alhasil, lapangan Minas kini memiliki nilai tambah (value creation) sebesar Rp200 miliar dengan evaluasi yang dilakukan pada 150 sumur lama tanpa mengebor sumur baru. Melalui teknologi VENUS, sebuah aplikasi teknologi lanjutan dari inovasi e-MARS bekerja dengan proses evaluasi sub-surface pertama di Indonesia, bahkan pertama di dunia dengan basis Advance Reservoir Management (RM) dan AI.

Kemunculan e-MARS dan VENUS berawal dari gagasan banyaknya sumur idle di WK Rokan dan rendahnya minyak dengan metode lama, utamanya di Minas.

"Para perwira PHR membuktikan teknologi dan cara berpikir baru dapat mengungkap cadangan minyak dari lapangan tua," ujar Executive Vice President (EVP) Upstream Business Andre Wijanarko.

PHR dikenal sebagai produsen minyak berkualitas tinggi. Minas, adalah penghasil minyak ringan dengan kualitas baik rendah sulfur atau dikenal sebagai Sumatran Light Crude (LSC). Sementara di Duri, minyak berat mengandung tar dan aroma belerang.

Baca Juga:Juarai RiYoLC 2024, Inovasi Cemerlang Pemuda Riau Siap Hadapi Tantangan Masa Depan

Kini, lebih dari 11 miliar barel minyak mentah telah diproduksi tidak hanya dari lapangan Minas, tapi juga sejumlah lapangan-lapangan besar, di antaranya Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan dan Pagar.

Dengan kegiatan pengeboran yang aktif, produksi minyak Pertamina Hulu Rokan saat ini mencapai 160 ribu barrel oil per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini