Kemudian Desa Sungai Ara ditugaskan Aipda Hendrial SH Personil Sat Reskrim Polres Pelalawan, Aiptu Agustinus Bhabinkamtibmas, Koptu Erig, Babinsa dan Imus KPPS Desa Sungai Ara.
Total ada 45 kotak beserta surat suara dan alat kelengkapan yang didistribusikan untuk 9 TPS di 3 desa tersebut.
Banjir terbesar dan terlama sepanjang sejarah Pelalawan itu nyaris menenggelamkan euforia Pemilu 2024 di Desa Ransang, Desa Kuala Tolam dan Desa Sungai Ara.
Di tengah banjir itu, warga yang sudah hampir pasrah kembali tersenyum melihat Bripka Dendi dan tim pengawalan dan pengaman logostik serta Tempat Pemungutan Suara (TPS) datang membawa secercah harapan. Harapan itu logistik Pemilu 2024!
Bripka Dendi mengisahkan jika menjadi petugas pengawalan logistik Pemilu bukanlah hal baru baginya. Pasalnya, ia selalu mendapat tugas dalam siklus lima tahunan itu sejak 2009.
Masih segar dalam ingatannya, pada 2009 bertugas di Desa Ransang Kecamatan Pelalawan. Saat itu, pengawalan logistik disalurkan lewat jalan darat.
Tak hanya itu, pada Pemilu 2014 juga bertugas di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar. Kemudian 2019, ditugaskan ke Desa Sidomukti Kecamatan Pangkalan Kuras hingga 2024 ini ia kembali lagi ke Desa Ransang Kecamatan Pelalawan.
Meski sudah malang melintang sebagai petugas pengawalan dan pengamanan logistik Pemilu, bagi Bripka Dendi perjalanan tahun ini adalah yang paling menantang dan bersejarah dalam kariernya.
Alasannya, karena tahun ini, menerjang arus Sungai Kampar menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai ke Desa Ransang yang pada 2009 ia akses menggunakan jalur darat.
Tak hanya itu saja, menurut Bripka Dendi banjir tahun ini adalah banjir terbesar dan terparah dalam sejarah karena dalam satu bulan Sungai Kampar kerap mengamuk dan meluap.