Gepeng Masih Berkeliaran di Pekanbaru, Kerap Kucing-kucingan Kalau Dirazia

Gepeng bisa dilihat di Simpang Mal SKA, Simpang Jalan Jenderal Sudirman-Nangka.

Eko Faizin
Minggu, 26 November 2023 | 14:26 WIB
Gepeng Masih Berkeliaran di Pekanbaru, Kerap Kucing-kucingan Kalau Dirazia
Ilustrasi manusia sliver. [Dok.Antara]

SuaraRiau.id - Kehadiran gelandangan dan pengemis alias gepeng di jalanan Pekanbaru kerap meresahkan pengendara.

Tak hanya minta-minta, ada juga yang menjual tisu, manusia silver, Pak Ogah hingga menjadi badut. Dalam aksinya ada yang sambil menggendong bayi.

Mirisnya, tidak sedikit pula gepeng tersebut merupakan anak-anak usia sekolah. Seolah tak kenal waktu, mereka juga bisa ditemui di warung makan, SPBU dan ritel.

Gepeng bisa dilihat di Simpang Mal SKA, Simpang Jalan Jenderal Sudirman-Nangka, di bawah terowongan penyeberangan antara Mall SKA dan Living World, Simpang Tiga Tabek Gadang.

"Sepertinya makin banyak gepeng ini ya di Pekanbaru, di setiap jalan dan setiap waktu ada. Pemerintah mestinya perhatikan ini," ujar Aulia, karyawan swasta kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Minggu (26/11/2023).

Para gepeng juga mangkal di Simpang Tiga Jalan Diponegoro-Gajah Mada, Simpang Empat Jalan Soekarno-Hatta-Durian, Simpang Tiga Jalan Kaharuddin Nasution-Tengku Bey, Simpang Empat Panam, serta Simpang Tiga Soekarno-Hatta-Kaharuddin Nasution atau simpang Arhanud.

Dinas Sosial Pekanbaru, memastikan terus melakukan razia terhadap gepeng. Namun saat petugas melakukan razia, gepeng kerap kucing-kucingan atau menghindar ketika hendak dirazia.

"Kami rutin melaksanakan razia, baik di lampu merah maupun persimpangan. Tapi pada saat razia, gepeng ini tidak ada. Ketika kita sudah pergi, mereka muncul," ujar Kepala Dinas Sosial Pekanbaru, Idrus.

Dia mengaku bahwa pihaknya sudah merazia hingga 60 orang gepeng. Jumlah ini menurutnya jauh berkurang dari tahun lalu yakni sebanyak 245 orang gepeng yang sudah amankan.

Terhadap para gepeng yang sudah dijangkau, mereka akan dibawa ke shelter Dinas Sosial untuk kemudian didata dan diberi penyuluhan.

"Setelah itu mereka juga membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan. Pendataan dilakukan guna mengetahui identitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan," kata Idrus.

Ia menyebut, banyaknya gepeng di Pekanbaru karena ada yang berasal dari luar daerah seperti dari kabupaten/kota tetangga dan bahkan dari luar provinsi.

Mengantisipasi menjamurnya gepeng, Idrus mengimbau masyarakat jangan memberi sumbangan di jalanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak