SuaraRiau.id - Sejumlah elite Partai Demokrat mengomentari pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Nusantara Bersatu yang diinisiasi para relawannya di GBK pada Sabtu kemarin.
Politikus Partai Demokrat, Irwan Fecho menilai, pidato Jokowi menyiratkan dukungan pada salah satu capres atau endorsement.
"Tidak etis bagi Presiden Jokowi untuk melakukan endorsement terhadap calon penggantinya, walaupun dilakukan secara simbolik atau tersirat," ujar Irwan Fecho, dikutip dari Suara.com, Senin (28/11/2022).
Dalam pidatonya, Jokowi mengajak sukarelawannya memilih calon pemimpin yang memikirkan rakyat. Di antara cirinya-cirinya bisa dilihat dari kerutan pada wajah dan berambut putih.
Irwan lantas membandingkan sikap Jokowi dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjelang akhir masa jabatan pada 2014, tidak pernah melakukan endorsement kepada kandidat capres lain.
"Sikap Presiden SBY adalah negarawan, mampu memosisikan diri di waktu yang tepat dengan tetap menjaga etika politik," ujar Ketua DPD Demokrat Kaltim itu.
Wakil sekretaris Fraksi Demokrat DPR itu mengatakan, masyarakat seharusnya diberikan kebebasan memilih pemimpin tanpa dipengaruhi oleh kepentingan segelintir elite.
Dia pun menilai sekelas Presiden RI seharusnya menjaga bagaimana demokrasi berjalan secara sehat, bukan sekadar prosedural, tetapi juga substansial.
Menurut Irwan, pemberian dukungan melalui kode-kode tertentu yang dilakukan oleh seorang Presiden RI kepada kandidat Capres 2024 bukanlah cerminan dari demokrasi yang sehat.
Baca Juga:Anjing Pemburu Jasad Manusia Berhasil Temukan Sepuluh Korban Gempa Bumi Cianjur
"Ibarat pribahasa; menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Tingkah Presiden Jokowi menjatuhkan wibawa dan martabat seorang kepala negara," ujar Irwan Fecho.
- 1
- 2