Harga Sawit Masih di Bawah Rp1.000 per Kg, Petani: Berharap ke Pemerintah pun Percuma

"Sabar saja lah dengan kondisi harga murah tersebut, mau berharap ke pemerintah pun percuma," kata Mawan.

Eko Faizin
Rabu, 20 Juli 2022 | 14:37 WIB
Harga Sawit Masih di Bawah Rp1.000 per Kg, Petani: Berharap ke Pemerintah pun Percuma
Ilustrasi harga sawit. [ANTARA]

SuaraRiau.id - Angin segar menghampiri para petani sawit di Riau. Hal itu dikarenakan terjadinya kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit.

Namun tidak bagi petani sawit di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau. Para petani masih keluhkan harga sawit masih di bawah Rp1.000.

Dikatakan Hedi Trimawan salah seorang petani sawit asal Kecamatan Mempura, Siak bahwa sawitnya masih dibeli dengan harga di bawah Rp1.000/Kg.

"Sawit warga sini baru saja kemarin dibeli dengan harga Rp850/Kg. Belum ada terlihat tanda-tanda kenaikan harga sawit disini," kata Hedi Trimawan kepada Suara.com, Rabu (20/7/2022).

Disampaikan Mawan, sapaan akrabnya, harga itu sudah sebulan lebih dihadapi petani sawit. Para petani pun lebih memilih sabar dibanding meminta bantuan pemerintah.

"Sabar saja lah dengan kondisi harga murah tersebut, mau berharap ke pemerintah pun percuma," kata Mawan.

Dijelaskan Mawan, dengan adanya kabar akan ada kenaikan harga sawit, Mawan berharap hal itu benar-benar terjadi.

"Ya semoga benar-benar terjadi kenaikan harga sawit. Jangan lah lagi ada permainan soal harga sawit ini, kasian kami petani," kata Dia.

Menurut Mawan, jika harga sawit mengalami kenaikan dengan harga Rp1.000 tentunya itu belum dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ditambah lagi dengan melambungnya harga bahan pokok saat ini menjadi kebutuhan hidup juga semakin tinggi.

"Semua bahan pokok sekarang mahal artinya kebutuhan hidup semakin besar. Kalau harga sawit masih di angka Rp1.000 masih belum mencukupi," sebut Mawan.

Ayah dua orang anak tersebut berharap, harga sawit terus mengalami kenaikan hingga Rp2.000/Kg di petani.

"Kalau harga sawit di petani tembus Rp2.000/Kg barulah cukup memenuhi kebutuhan hidup dan biaya anak sekolah," pintanya.

Mawan merincikan, dengan harga sawit Rp2.000/Kg para petani sawit yang hanya memiliki kebun dengan luasan 2 hektar baru bisa bernafas lega.

"Kalau petani yang punya kebun dua hektare dengan penghasilan sebulan dapat 3 ton sawit dan diharga Rp2.000 baru bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk membiayai anak sekolah," jelas Mawan.

Dengan hasil 3 ton, lanjut mawan, petani sawit bisa menghasilkan Rp6.000.000 kotor dalam sebulan.

"Itu kalau buah banyak, dan Rp6 juta tersebut dipotong dengan upah panen per ton nya Rp300.000 dan dipotong beli pupuk," bebernya.

Namun, lebih jauh kata Mawan, para petani sawit saat ini lebih memilih tidak memupuk kebun sawitnya dikarenakan harga pupuk yang sangat mahal.

"Kami petani sawit dihadapkan dengan pilihan memupuk sawit atau keluarga tidak makan karena harga pupuk mahal sekali sedangkan harga sawit sangat murah. Jadi kami saat ini memilih untuk tidak memupuk sawit saja," sebutnya.

Ia berharap, pemerintah kabupaten hingga ke pusat benar-benar dapat mengurusi terkait harga kelapa sawit dan persoalan pupuk.

"Tolonglah pemerintah urus betul harga sawit ini, jangan datang ke masyarakat saat pemilu saja," jelas Mawan.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak