SuaraRiau.id - Bocah ini menangis tersedu-sedu lantaran sapi miliknya akan segera disembelih menjadi hewan kurban di perayaan Idul Adha.
Video momen haru tersebut dibagikan akun media sosial @kabarnegri, Sabtu (9/7/2022). Rekaman ini telah ditonton lebih dari 5 ribu kali, meski baru diunggah sekitar tiga jam.
Pada video viral itu, terihat seorang bocah laki-laki yang memeluk seekor sapi kurban berukuran jumbo.
Anak itu juga memegang kepala hewan kurban miliknya sangat erat. Saat ia menoleh, terlihat raut sedih di wajahnya dan terlihat juga bahwa dirinya sedang menangis.
Tak hanya memeluk sapi kesayangannya, anak itu sesekali juga mengecup kepala si sapi yang tak berkutik di sudut kandang itu.
Sesaat kemudian, si sapi mengangkat kepalanya. Namun, si anak masih menangis di hadapan si sapi.
Bocah itu tampak menangis tersedu-sedu dan bersandar ke tembok di belakangnya. Sementara itu si sapi malah asik mengunyah makanan.
Tak lama, anak itu kembali menyentuh kepala si sapi. Mendapat perlakuan demikian, si sapi kembali membaringkan kepalanya di kotak makannya. Anak itu lalu mengelus-elus kepala sapi kesayangannya itu.
Anak itu masih terus menangis. Sapi itu seolah mengerti dengan yang dilihatnya, ia hanya membaringkan kepalanya di hadapan si anak. Tak lama anak itu pergi meninggalkan sapinya sembari ngomel dan masih dalam kondisi menangis.
Salah seorang warganet dengan akun @r.um menyebut bahwa kesedihan itu bisa didasari karena sayang pada sapi yang sudah dirawat dari kecil.
"Apa lagi sapi yg kita rawat dari kecil, perasaan itu ga bsa di beli dgn uang. Tapi mau gimana lagi kamu tu cuan buat aku," tulisnya.
"sapi aja punya perasaan" imbuh @ala***.
Warganet lainnya dengan akun @amd*** membagikan kisahnya yang juga sangat sedih lantaran hewan peliharaannya saat dirinya masih kecil harus disembelih sebagai hewan kurban.
"Seperti yang saya alami waktu umur 12 tahun di beliin kambing bapak.udah di rawat baik2 ehhh ga taunya buat qurban dan semenjak itu saya ga mau makan daging kambing ma sapi apalagi waktu qurban kaya gini," terangnya.
Kontributor : Anggun Alifah