Tak Ingin Terbawa Arus Terburu-buru Gabung atau Bikin Koalisi, Gerindra Pilih Langkah Ini untuk Hadapi Pemilu 2024

Partai Gerindra hingga kini masih terus menjajaki antarpartai menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Chandra Iswinarno | Bagaskara Isdiansyah
Kamis, 26 Mei 2022 | 17:36 WIB
Tak Ingin Terbawa Arus Terburu-buru Gabung atau Bikin Koalisi, Gerindra Pilih Langkah Ini untuk Hadapi Pemilu 2024
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. (Dok: DPR)

SuaraRiau.id - Partai Gerindra hingga kini masih terus menjajaki antarpartai menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Partai berlambang kepala garuda ini menyatakan enggan untuk buru-buru menentukan sikap terkait koalisi.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Ia mengemukakan. Gerindra masih melihat perkembangan di lapangan dan juga masih sibuk berkonsolidasi. Meski begitu, terkait koalisi, pihaknya terus melakukan penjajakan.

"Ya kalau sekarang masih kita konsolidasi kan kita masih tetap saling menjajaki antar partai-partai," kata Dasco usai hadiri Rapat Kerja Daerah Partai Gerindra Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (26/5/2022).

Sufmi Dasco juga mengaku, jika partainya tersebut enggan terburu-buru menentukan sikap, terutama soal dengan pihak mana akan berkoalisi.

Baca Juga:Ogah Terburu-buru Soal Koalisi di Pilpres 2024, Gerindra: Lihat Perkembangan di Lapangan

"Kita tentu tidak mau terburu-buru dan kita akan lihat perkembangan di lapangan," ungkapnya.

Sementara itu, Dasco mengungkapkan keoptimisan Gerindra jelang 2024 dan menyiapkan diri sebaik mungkin.

"Ya tentunya kami mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan kami selalu konsolidasi. Dan selalu mendekat ke rakyat, optimis," katanya.

Untuk diketahui, sebelumnya Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan sikap untuk bekerja sama atau berkoalisi mengawal agenda politik ke depan termasuk untuk menghadapi Pemilu 2024.

Dalam konferensi pers usai pertemuan digelar tertutup di Rumah Heritage Jakarta pada Kamis (12/5/2022, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, menjelaskan pertemuan memang dilakukan sekalian untuk bersilaturami Idul Fitri.

Baca Juga:PKB Ingin Bikin dan Pimpin Poros Koalisi Baru, Partai Demokrat Pengin Gabung?

Namun dalam pertemuan tersebut memang untuk mendorong ketiga parpol tersebut bekerja sama.

"Pertemuan ini agar mendorong bahwa tiga partai ini akan bekerja bersama atau akan bersatu. Bersatu itu sendiri adalah beringin, matahari, dan Baitullah, jadi Ka'bah. Jadi pertemuan ini tentu diharapkan dengan matahari ini PAN bisa berjalan, dan pohon beringin semakin tunbuh. Dan juga pertemuan kerja sama ini adalah yang diridhoi oleh Allah SWT," kata Airlangga di lokasi.

Airlangga mengatakan, ketiga parpol tersebut ingin membangun budaya politik baru, dimana budaya politik baru itu dijalankan dengan kerja sama yang berjenjang dan bertahap. Menurutnya, hal ini juga dianggap baik untuk mendukung program yang dilakukan oleh pemerintahan hari ini.

Selain terbentuknya Koalisi Indonesia Baru (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, partai politik lainnya pun mulai melirik untuk membuat koalisi serupa.

Salah satunya disampaikan PKB yang ingin membentuk poros koalisi baru jelang Pilpres 2024. Namun, partai berlambang sembilan bintang ini, enggan jika hanya menjadi pengikut dalam koalisi.

"Setiap partai atau PKB sebenarnya melihat momentum 2024 itu momentum baru, PKB ingin memimpin poros lah jangan ikut terus," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5/2022).

Jazilul pun mengemukakan, jika berkoalisi dengan Demokrat, maka PKB ingin menjadi pemimpin pembentukan poros koalisinya.

"Katakanlah Demokrat, jadi PKB ingin memimpin poros itu, apalagi kalau PKB sudah jelas capresnya sudah ada Pak Muhaimin, jadi enggak usah repot-repot diukur dari situ. Misalkan Demokrat mas AHY dengan Pak Muhaimin, atau sebaliknya kalau kita ikuti naluri untuk membaca Pilpres 2024 secara baik," ungkapnya.

Menurutnya, niat PKB untuk membentuk poros baru koalisi sangat dimungkinkan. Apalagi masih ada partai tengah lainnya seperti NasDem belum menyatakan sikap berkoalisi dengan partai mana pun.

"Sangat mungkin, sangat mungkin karena PKB partai tengah artinya msh ada partai tengah lain misalkan Nasdem setuju jalan jadi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini