Polisi Amankan Sabu 1,1 Ton dari Pengedar yang Bertransaksi di Tengah Laut

Para pengedar sabu itu diduga melakukan transaksi narkotika dengan menggunakan metode antarkapal (ship to ship) di tengah laut.

Eko Faizin
Kamis, 24 Maret 2022 | 18:26 WIB
Polisi Amankan Sabu 1,1 Ton dari Pengedar yang Bertransaksi di Tengah Laut
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menunjukkan barang bukti sabu-sabu seberat 1,196 ton di Pusat Pendidikan Intelijen Polri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). [ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi]

SuaraRiau.id - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan sabu seberat 1,196 ton, yang disita di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, merupakan hasil transaksi pengedar di tengah laut.

"Pada saat pelaku empat orang memindahkan dari perahu ke mobil, maka kami amankan," kata Kapolri Listyo dikutip dari Antara, Kamis (24/3/2022).

Para pengedar sabu itu diduga melakukan transaksi narkotika dengan menggunakan metode antarkapal (ship to ship) di tengah laut.

"Sabu tersebut dikirim ke pesisir Pangandaran dengan menggunakan kapal nelayan," jelasnya.

Dari penangkapan tersebut, Listyo menyebutkan terdapat lima warga negara Afganistan yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni SA (33), HM (41), HH (39), AH (38), dan M (20).

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Krisno H. Siregar mengatakan penyelundupan narkotika dalam jumlah besar banyak menggunakan jalur laut.

Meski diungkap di daerah Jawa Barat, Krisno menduga barang haram itu akan didistribusikan ke daerah lain, sehingga kawasan Pangandaran diduga hanya menjadi lokasi transit.

"Tapi tidak menutup kemungkinan berulang modus (penyelundupan) seperti tahun-tahun lalu melalui jasa kontainer," kata Krisno.

Penyelundupan sabu dari jaringan internasional, menurutnya, bukan kali pertama kali ditemukan di Pangandaran. Di 2012 dan 2020, polisi juga menggagalkan upaya penyelundupan sabu-sabu di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi, katanya.

"Mereka pintar, tapi kami harus lebih pintar seperti yang dibilang Pak Kapolri. Jadi, saya kira di Jawa Barat, kami menjadikan ini jadi titik yang perlu diatensi sebagai pintu masuk," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini