SuaraRiau.id - Vebby Riskika Mayasthani (16) akhirnya ditemukan usai hilang selama lima hari. Namun, ia ditemukan tak bernyawa secara mengenaskan kebun sawit di Benteng Hilir belakang SD 03, Siak pada Minggu (6/2/2022) sekitar pukul 15.00 WIB.
Diketahui, Vebby yang duduk di bangku kelas II SMA tersebut sebelumnya tidak pulang ke rumahnya sejak Rabu (2/2/2022) sekitar pukul 17.30 WIB.
Penemuan jasad korban berawal dari warga bernama Dede dan keluarganya pergi ke kebun di Benteng Hilir. Mereka memanen tandan buah segar kelapa sawit (TBS).
Setelah sampai di kebun, Dede mengaku heran lantaran melihat semak semak di kebunnya sudah rata. Dan dia mencium aroma tidak sedap.
Penasaran, Dede mencari tahu asal aroma tidak sedap itu. Bukan main kagetnya dia, ada dua lutut menyembul dari dalam tanah yang bekas digali dan tanahnya masih basah.
“Saya langsung memanggil RT dan RW setempat sekaligus memberitahukan temuan saya itu,” ujar Dede.
Dede kemudian mengadukan kejadian tersebut ke perangkat desa. Bersama RT adan RW serta Bhabinkamtibmas dan Babinsa, dilakukan pembongkaran.
Ternyata jasad seorang perempuan dengan sweater hitam menutup wajahnya. Penemuan mayat yang diduga Vebby langsung menjadi perhatian warga.
Keluarga Vebby yang datang membenarkan bahwa benar itu jasad Vebi yang menghilang sejak Rabu lalu.
Menurut Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap jasad korban, untuk dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Pekanbaru.
“Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan. Mudah mudahan dalam waktu dekat kami dapat mengungkap pelaku yang menyebabkan tewasnya korban,” ungkap Kapolres Gunar.
Sementara pada Jumat (4/2/2022) siang, ibunda korban bernama Hani Setyani ketika ditemui, sedang duduk di teras samping rumahnya di Kampung Paluh, Kecamatan Mempura Siak.
Diceritakan ibunda Vebby dengan mata sembab dan lesu menahan rindu dan penuh kecemasan, putrinya pamit untuk membeli paket internet pada Rabu (2/2/2022) sekitar pukul 17.30 WIB. Dia menggunakan sepeda motor Vario merah.
“Saya tunggu sampai malam Vebby tak kunjung pulang. Saya tak bisa tidur. Saya menungguinya di rumah sampai pagi, namun Vebi tak kunjung pulang,” terang ibunda Vebi dengan air mata.
Menurutnya, dia tidak mempunyai firasat apa apa. Tapi dia benar benar khawatir akan keselamatan Vebby. Vebi tidak bawa uang lebih.
Dia hanya bawa uang untuk beli paket. Saat meninggal rumah, Vebby mengenakan sweater hitam, jilbab hitam, celana putih.
“Kami sudah berusaha mencari ke rumah teman temannya, ke rumah sanak saudara, dan berkoordinasi dengan pihak sekolah, namun belum ada titik terang,” ujar ibu korban.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, dikatakan ibunda Vebby, mereka juga sudah melapor kepada pihak kepolisian. Sebab dia yakin, kepolisian akan bergerak cepat dalam menemukan putrinya.