Kematian Massal Ikan di Danau Maninjau Timbulkan Bau Tak Sedap

Rizki mengungkapkan bahwa bangkai-bangkai ikan yang mengapung di Danau Maninjau menambah ketidaknyamanan warga.

Eko Faizin
Minggu, 02 Januari 2022 | 20:36 WIB
Kematian Massal Ikan di Danau Maninjau Timbulkan Bau Tak Sedap
Ratusan ikan di Karamba Jaring Apung (KJA) milik warga di Sumatera Barat dikabarkan mati mendadak. [Foto Covesia]

SuaraRiau.id - Sejumlah ikan mati di Danau Maninjau Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat sejak awal Desember 2021.

Matinya ikan di danau tersebut menimbulkan polusi udara udara di wilayah itu yaitu bau tak sedap.

Pengunjung Danau Maninjau, Rizki (38) menuturkan bahwa dalam perjalanan untuk mengunjungi Danau Maninjau dia mencium bau tidak sedap semenjak memasuki Nagari Bayua.

"Sepanjang jalan, udara di daerah itu tidak bagus, sehingga saya merasa mual," ujarnya di Lubukbasung, dikutip dari Antara, Minggu (2/1/2022).

Rizki mengungkapkan bahwa bangkai-bangkai ikan yang mengapung di Danau Maninjau menambah ketidaknyamanan warga yang mengunjungi kawasan danau untuk berwisata.

Pengunjung Danau Maninjau lainnya, Desrona (23), mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke kawasan danau vulkanik itu bisa semakin menurun apabila pemerintah daerah tidak segera mengatasi masalah yang terjadi akibat kematian ikan massal.

"Dari pantauan saya, di Maninjau dan Bayua tidak ada pengunjung yang singgah," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Rosva Deswira mengatakan, pada Kamis (30/12/2021) ikan yang mati di wilayah Nagari Bayua total mencapai sekitar 200 ton dan di wilayah Nagari Manijau sekitar 50 ton.

Menurut dia, sepanjang Desember 2021 ikan mati di kawasan Danau Maninjau total mencapai sekitar 1.705 ton. Bangkai-bangkai ikan yang membusuk menimbulkan bau tidak sedap di kawasan danau.

"Bangkai ikan tidak dikumpulkan petani, sehingga terjadi pencemaran," kata Rosva.

Ia mengatakan, kematian ikan massal di kawasan danau itu dipicu oleh kondisi cuaca ektrem. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak