Perjuangan Nelayan Danau Zamrud, Jaga Konservasi Alam di Tanah Petro Dollar

Selain menangkap ikan, Muis yang sudah 30 tahun jadi nelayan di Danau Zamrud juga berikhtiar membantu menjaga konservasi alam.

Eko Faizin
Selasa, 14 Desember 2021 | 15:34 WIB
Perjuangan Nelayan Danau Zamrud, Jaga Konservasi Alam di Tanah Petro Dollar
Nelayan danau Zamrud, Muis (59) saat mengayuh perahu pompong ditemani seekor burung bangau putih yang dinamai Siti.[Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

Di ujung danau dekat muara, juga dibangun rumah singgah terapung yang dihibahkan BBKSDA Riau untuk para nelayan. Di kawasan ini, juga terdapat kerambah ikan yang dibudidayakan, salah satunya ikan langka; Arwana dan Belida.

Meski populasinya masih ada, namun ikan-ikan di danau tersebut sudah terbilang langka. Makanya, salah satu program para nelayan yaitu membudidayakan yang tersisa.

"Kalau kawasan ini, kami rasa masih aman dari aktivitas ilegal," tuturnya.

Taman Nasional Zamrud sendiri terdiri dari 2 danau, yaitu danau atas atau biasa disebut danau besar seluas 2,416 hektare dan danau bawah dengan luas 316 hektare. Secara rinci, danau besar memiliki 4 pulau tadi masing-masing; Pulau Besar, Pulau Tengah, Pulau Beruk, dan Pulau Bungsu.

Di sekeliling danau, terhampar luas tanah pusaka hutan rimba yang belum terjamah, luasnya 31.480 heltare. Kawasan ini menjadi habitat satwa-satwa langka dan dilindungi.

Di dasar danau, terkandung minyak bumi yang tak terkira jumlahnya, diperkirakan ada jutaan barel minyak bumi, kawasan ini juga dijuluki tanah Petro Dollar.

Potensi pariwisata Negeri Istana
Pemerintah Kabupaten Siak menargetkan kawasan Taman Nasional Zamrud dapat menjadi magnet wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bahkan, stakeholder di negeri berjuluk Istana ini sudah merancang master plan untuk pengembangan potensi yang ada.

Perencanaan itu ditargetkan bisa realisasi dalam lima tahun ke depan. Kawasan konservasi yang berpadu dengan eksplorasi migas ini masih terus dijaga dan lestari.

Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni menyebut, bahwa dari total luas 31 ribuan hektare ini, BBKSDA Riau memberikan hak kewenangan jadi sentra wisata seluas 900 hektare, itulah yang akan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisatawan.

"Target kita, ada buat restoran terapung, kolam renang terapung, konsepnya pariwisata minat khusus. Pangsa pasar dari dalam dan luar negeri. Inilah rencana Pemkab Siak, membuat wisata khusus di taman nasional Zamrud. Kita juga tak akan merusak atau ekplorasi di darat, tapi cenderung di air. Di darat paling hanya sebatas track joging di hutan," ungkapnya.

Untuk mencapai itu, Pemkab Siak masih melakukan berbagai upaya, salah satunya menyesuaikan dana yang ada.

"Perencanaan 5 tahun ke depan, kita sebenarnya sudah rencanakan kemarin sebelum pandemi Covid-19. Jadi, kita wajib punya mimpi dan rencana," tuturnya optimis.

Untuk akses sendiri, Fauzi menargetkan dua jalur utama bisa dilalui ke lokasi tersebut. Yaitu lewat jalur operasi BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu dan dari daerah Sungai Rawa, Siak.

Selaras dengan itu, Asisten III Pemkab Siak, Jamaluddin juga mengamini. Ia berharap potensi pariwisata tersebut dapat menjadi magnet wisatawan untuk datang ke negeri istana.

Dalam kawasan tersebut, ia menyebut, bahwa pemerintah juga turut menyokong keberadaan ekosistem alam, termasuk satwa-satwa di lindungi di dalamnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini