"Di sana masih banyak satwa langka, pada kawasan hutan TN Zamrud merupakan daerah jelajah harimau, gajah, buaya, beruk hingga burung langka," ungkapnya.
Kepada siapapun yang datang ke danau tersebut, ia selalu berpesan untuk selalu menjaga sikap dan berkolaborasi menjaga kawasan agar tetap asri.
Untuk akses sendiri, kawasan Taman Nasional Zamrud dapat ditempuh lebih kurang 3 sampai 4 jam dari kota Pekanbaru. Untuk menuju ke kawasan konservasi tersebut, terdapat akses utama perusahaan migas yang menjurus ke lokasi.
Di negeri Istana Siak, selain Danau Zamrud, juga terdapat ragam potensi pariwisata lain. Ikon Kabupaten ini adalah Istana Siak yang dibangun pada masa Kesultanan Siak, taman hutan raya, monumen hingga makam para sultan.
Kolaborasi jaga keberlangsungan ekosistem
Dalam menjaga kawasan Taman Nasional Zamrud, BBKSDA Riau yang memiliki wewenang penuh terhadap konservasi itu mengharapkan turut sertanya semua pihak untuk menjaga. Mereka menerapkan pola kolaboratif.
Sebab, kawasan TN Zamrud tersebut baru diresmikan pada 2016, sebelumnya statusnya adalah suaka margasatwa. Maka demikian, segala aspek masih memerlukan dukungan.
Kepala Bidang Wilayah 2 BBKSDA Riau, Hartono mengatakan, bahwa saat ini pihaknya juga masih kekurangan SDM dalam mengawasi dan memelihara.
"Luasnya 31 ribuan hektar, dalam pengelolaan masih bawah kendali BBKSDA, walaupun sifatnya taman nasional, tapi belum seperti Taman Nasional Teso Nilo. Mohon doa restu semoga TN Zamrud segera ada kelembagaan, agar pengelolaan juga maksimal," kata Hartono.
Ia menyebut, kawasan konservasi ini memiliki 7 orang petugas yang melakukan pengawasan, mereka juga turut mengawasi wilayah Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil. Sehingga, secara SDM, tentu hal ini masih minim.
Sehingga Hartono bersama para pimpinan lain sepakat menerapkan pola kolaboratif.
"Konservasi itu tak mungkin sendiri, perlu ada campur tangan dan bantuan pihak lain. Sejauh ini, Pemkab Siak luar biasa dalam berkolaborasi," ujarnya.
Menurut Hartono, potensi wisata yang ada di TN Zamrud belum tereksplor secara keseluruhan. Sarana dan prasarana masih perlu dukungan.
Kekinian, penjaga rimba raya ini juga melakukan kerjasama dengan BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu untuk bersikukuh melestarikan alam dan menggali potensi.
Selain itu, terhadap masyarakat nelayan, Balai Besar KSDA juga menjalin kemitraan yang saling menguntungkan.
"Kami sifatnya kolaboratif, dalam satu dua tahun ini sudah memberikan bantuan kelompok tani nelayan TN Zamrud. Kita berikan sarana transportasi bagi nelayan, harapannya dengan kemitraan itu, nelayan kawasan itu di danau besar dan danau bawah TN Zamrud bisa beraktivitas dan membantu dalam pengelolaan kawasan ini," ungkapnya.