Nasib Kapal Kato, Saksi Kejayaan Sultan Siak yang Kini Usang Tak Terawat

Persoalan Kapal Kato sempat menjadi buah bibir di kalangan tokoh masyarakat, tokoh pemuda Siak bahkan di media sosial.

Eko Faizin
Senin, 29 November 2021 | 16:42 WIB
Nasib Kapal Kato, Saksi Kejayaan Sultan Siak yang Kini Usang Tak Terawat
Penampakan Kapal Kato di samping Istana Siak. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Tidak semua barang benda peninggalan sejarah di wilayah Kabupaten Siak, Riau dapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Contohnya saja peninggalan Sultan Siak, Kapal Kato. Tampak dari dekat kapal bernilai sejarah itu sudah sangat usang, berkaratan, kotor dan sangat tidak terawat.

Padahal lokasinya berada tepat di samping Istana Asyerayah Al Hasyimiyah atau Istana Siak.

Persoalan Kapal Kato sempat menjadi buah bibir di kalangan tokoh masyarakat, tokoh pemuda Siak bahkan di media sosial.

Salah satu tokoh muda Siak, Wan Hamzah mengatakan pemerintah Kabupaten Siak seharusnya lebih mengerti tentang skala prioritas dalam perencanaan pembangunan.

Menurut Wan Hamzah, sebagai bekas peninggalan Kerajaan Siak pemda harus benar-benar memperhatikan hal yang berkaitan dengan sejarah.

"Apalagi siak mau dijadikan ikon wisata sejarah, tapi kondisi peninggalan sejarah saja tak diperhatikan," kata Wan Hamzah beberapa waktu yang lalu.

Wan Hamzah menilai, padahal sejarah jadi jualan pemerintah Kabupaten Siak dalam mempromosikan salah satu sektor pariwisata.

"Banyak iven dibuat hanya untuk mempromosikan wisata di Siak, dan jualan kepada wisatawan masih tentang wisata sejarah, tapi barang peninggalan sejarah tidak menjadi perhatian. Tentu hal seperti itu menjadi tontonan menggelitik," ungkap Ketua Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) itu.

Koin untuk Kapal Kato
Beberapa waktu lalu, Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) dan Rumpun Melayu Bersatu Laskar Hulubalang Melayu Riau (RMB LHMR) gelar aksi kumpulkan uang koin di depan Istana Siak, Minggu (21/11/2021) pagi.

Rencananya, koin itu dikumpulkan untuk membantu pemerintah daerah untuk melakukan pembersihan dan pengecatan Kapal Kato.

Mulanya, hal itu buntut dari hebohnya di media sosial tentang keprihatinan masyarakat atas tidak terawatnya Kapal Kato yang ada di lingkungan Istana Siak oleh Pemda Siak.

Dikatakan Wan Hamzah aksi mengumpulkan koin untuk memperbaiki Kapal Kato yang juga salah satu cagar budaya Siak. Ia menilai Kapal Kato tidak diperhatikan oleh Pemkab Siak.

"Kapal Kato itu bagian dari sejarah, tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal, berada di lingkungan Istana Siak," kata Wan Hamzah.

Dijelaskan Wan Hamzah, seharusnya Pemkab Siak melalui Dinas Pariwisata lebih bisa memprioritaskan hal-hal yang penting dalam rangka siak lebih baik.

"Jangan sudah heboh, viral di media sosial baru pemerintah melakukan langkah. Seharusnya hal yang begitu tidak perlu diajari," jelas Wan Hamzah.

Aksi simpatik ini, lanjut Wan Hamzah, sebagai bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan Sultan Siak, yaitu Kapal Kato.

"Kami menilai bahwa tidak ada keseriusan dari Pemerintah Daerah dalam menjaga atau memelihara peninggalan sultan kita yang telah menjadi salah satu objek cagar budaya. Dari situlah kami berangkat, tergugah hati untuk mengumpulkan koin yang nantinya insyaallah akan kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini Dinas Pariwisata,” kata Wan Hamzah.

Uang koin tersebut, lanjut Wan Hamzah, akan diserahkan ke Dinas Pariwisata Siak.

"Sebanyak Rp 321.000 uang koin yang berhasil dikumpulkan nanti akan diserahkan kepada Dinas Pariwisata Siak," tutur Wan Hamzah.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini