SuaraRiau.id - Sejak pandemi Covid-19 sektor pariwisata menjadi salah satu yang ikut terdampak, termasuk di Provinsi Riau. Banyak agenda wisata yang tertunda lantaran kasus Covid-19 masih tinggi.
Seiring waktu, kasus Covid-19 di Riau menurun dan penurunan status PPKM menjadi Level 2, agenda pariwisata pun mulai bergeliat.
Sejumlah destinasi wisata pun dibuka di daerah yang dijuluki Bumi Melayu Lancang Kuning itu. Satu di antara adalah Festival Mandi Safar di Pantai Lapin, Kecamatan Rupat utara, Kabupaten Bengkalis, Rabu (6/10/2021).
Festival Mandi Safar merupakan gelaran tradisi budaya masyarakat Melayu khususnya daerah pesisir.
Tradisi Mandi Safar telah dilaksanakan sejak puluhan tahun silam. Hingga kini terus dikembangkan.
Mandi Safar tradisi masyarakat mandi bersama-sama, sebagai simbol dan sekaligus harapan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik.
Acara Tradisi Mandi Safar didahului dengan doa dilanjutkan tepuk tepung tawar oleh Bupati Bengkalis, Kasmarni, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, Forkopimda Bengkalis, Camat Rupat utara, Agus Sofyan serta tamu undangan lainnya.
Tradisi Mandi Safar dianggap mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawanan, nasionalisme, cinta terhadap budaya, bertoleransi tinggi, dan mampu mempererat tali silaturahmi.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, Festival Mandi Safar sebagai upaya untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Bengkalis dan sebagai sarana meningkatkan kreativitas yang bernilai ekonomis.
"Tradisi mandi safar ini kedepannya dapat dijadikan salah satu event untuk menarik wisatawan ke Rupat utara. Khususnya wisatawan dari Malaysia karena memiliki kesamaan budaya dan jarak tempuh yang dekat [45 menit, red]," kata Roni yang mewakili Gubernur Riau Syamsuar, Rabu (6/10/2021)
Ia menjelaskan, bahwa Pulau Rupat utara adalah sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Untuk itu pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk menjadikan kawasan Rupat sebagai beranda pariwisata Indonesia.
"Menparekraf akan menjadikan Pulau Rupat utara sebagai beranda pariwisata Indonesia. Rencana ini sedang dibahas secara khusus untuk pengembangannya di tingkat nasional," ucap Roni.
"Pemerintah provinsi Riau juga telah menetapkan Pulau Rupat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi dan menjadi fokus untuk pembangunan sektor pariwisata Riau kedepannya," sambung dia.
Sementara itu, Bupati Bengkalis, Kasmarni menjelaskan bahwa untuk membangun kawasan pariwisata ini, pihaknya terus berkomitmen dalam menunjang potensi wisata di Pulau Rupat.
Hal itu ditunjukkan dengan digesanya pembangunan infrastruktur di Pulau Rupat secara bertahap.
"Selain minyak dan gas, salah satu harapan kita adalah sektor pariwisata. Dalam membangunnya tidak bisa sendiri, kita harus bersama-sama mengembangkan dan memajukannya," ujar Kasmarni.
Untuk diketahui, selain agenda pariwisata Festival Mandi Safar, Pulau Rupat utara memiliki nilai sangat strategis, baik bagi Bengkalis maupun Riau.
Pulau Rupat memiliki pasir putih sepanjang 17 kilo meter, berhadapan ke Selat Malaka, dan berbatasan langsung dengan Port Dickson Malaysia.
Masih ada sejumlah objek wisata selain pantai lapin di pulau ini, diantaranya Pantai Pesona Teluk Rhu, Menara Mercusuar, dan Pulau Beting Aceh.
Di kawasan wisata bahari ini sudah tersedia sejumlah wisma dan homestay. Wisatawan disajikan santapan kuliner khas laut, seperti ikan parang dan udang bakar yang akan menggugah selera makan.