SuaraRiau.id - Kasus sumbangan fiktif Rp 2 triliun dari keluarga alhamrhum Akidi Tio beberapa waktu lalu menghebohkan publik. Bahkan bisa dibilang seluruh Indonesia tertipu dengan donasi dengan angka fantastis tersebut.
Anak Akidi Tio, Heriyanti kemudian diperiksa Polda Sumatera Selatan (Sumsel) lantaran sumbangan tersebut tak kunjung cair. Akhirnya ketahuan bahwa sumbangan tersebut tak pernah ada.
Heriyanti tarnyata sebelumnya pernah tersangkut masalah hukum. Ia dilaporkan koleganya terkait sebuah proyek pengadaan di Istana Negara.
![Makam Akidi Tio [Terkini.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/12/97604-makam-akidi-tio-terkiniid.jpg)
Tak hanya soal itu, anak bungsu Akidi Tio tersebut juga disebut gemar memberi janji manis. Hal tersebut diungkap penjaga makam Akidi Tio.
Ternyata, sebelum berjanji akan memberikan sumbangan Rp 2 triliun itu, rupanya Heriyanti lebih awal menghubungi petugas penjaga makam Akidi Tio.
Penjaga makam Akidi Tio yang bernama Sulaiman itu dijanjikan diberikan uang dan beberapa hal menguntungkan lainnya.
Namun, ternyata sudah setahun terakhir atau tepatnya sejak tahun 2020 lalu Heriyanti tak membayarkan gaji penjaga makam Akidi Tio yang sebesar Rp 2,5 juta per tahunnya.
Tak hanya itu, anak bungsu Akidi Tio itu mengaku akan memberikan pakaian dan sembako kepada penjaga makam yang ada di TPU Talang Kerikil Jalan Gotong Royong III Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sako Palembang, Sumatera Selatan.
“Sudah dari tahun kemarin sama yang tahun ini belum dibayar,” ujar Sulaiman disitat dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Kamis (12/8/2021).
“Bu Heriyanti sempat janji katanya mau bayar waktu sebelum ada yang viral (sumbangan dua triliun) ini.” sambungnya.
Sayangnya janji itu hanyalah ucapan belaka. Sebab, hingga saat ini apa yang dijanjikan Heriyanti tak satu pun ada yang terealisasi.
“Bulan April ibu Heriyanti bilang begitu janjinya. Sempat menjanjikan uang beras dan pakaian, tapi sampai sekarang belum ada.” tutur Sulaiman.
Ia pun mengaku terkejut atas viralnya kasus sumbangan fiktif dua triliun rupiah yang dilakukan oleh Heriyanti. Ia pun mengatakan, nomor ponsel anak bungsu Akidi Tio itu bahkan tak bisa dihubungi.
“Tapi sekarang malah nomor dia sudah tidak aktif lagi.” kata Sulaiman.
Dalam kesempatan itu, Sulaiman juga mengungkap sikap Heriyanti yang terkesan minta diistimewakan ketika berziarah ke makam Akidi Tio.
Ketika hendak berziarah ke makam mendiang Akidi Tio, Heriyanti memang selalu menghubungi Sulaiman.
Dia meminta agar makam ayahnya dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian secara khusus Heriyanti meminta penjagaan supaya tidak diganggu ketika ziarah.
“Dia (Heriyanti) tidak suka diganggu kalau lagi sembahyang dan ziarah, kan kadang ada yang suka minta uang rokok atau apalah. Nah, itu saya pesan juga ke keponakan tolong jagain aja, jangan sampai ada yang ganggu ibu Heriyanti.”
Biasanya, setiap bulan Maret, Sulaiman dan keponakan sudah mulai membersihkan makam Akidi Tio. Hal ini dilakukan menjelang ritual Cheng Beng.
Sulaiman menuturkan bahwa dirinya sudah ditunjuk oleh Heriyanti untuk menjaga makam Akidi Tio sejak pengusaha asal Aceh itu dimakamkan di TPU pada tahun 2009 silam.
Batu nisan mendiang Akidi Tio berwarna abu-abu dan bersebelahan dengan makam istrinya yang bernama Ratna.
Gaya arsitektur makam Akidi Tio sama dengan makam warga Tionghoa pada umumnya, yaitu dibuat dengan ukuran yang cukup besar.
Ia juga yang diminta Heriyanti untuk membuatkan makam Akidi Tio dengan memberikan uang Rp 18 juta.
Adapun sebelum mendiang Akidi Tio meninggal dunia, keluarga memang sudah memesan tanah makam seluas 10 meter x 6 meter tersebut.
“Uangnya Rp 18 juta sudah termasuk izin kubur, tenda, dan material. Pakai besi juga supaya tidak ambles.” ujar Sulaiman.