Radio ini juga dipakainya untuk berkomunikasi dengan ayahnya di Bogor. Semasa berpacaran dengan Joan Tielman yang berada di Surabaya, di antaraya dijalani lewat radio.
Puskesmas tempat Tigor bertugas, cuma dibangun dengan kayu, berlantai tanah, dan beratap rumbai. Untungnya masyarakat di Wamena sadar kesehatan, mereka mau menyisihkan seribu rupiah untuk asuransi lokal tiap tahun. Asuransi ini dilakukan selama tiga tahun setelah pemerintah menyediakan anggaran kesehatan masyarakat.
Kesetiaannya kepada Papua mendapat pengakuan banyak kalangan. Hingga akhirnya pensiun tahun 2017 sebagai PNS, ada 38 tanda jasa yang disematkan kepada lelaki kelahiran Bogor pada 1 April 1953 itu. Dia juga tercatat pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Papua.
Lewat jam terbang tinggi melayani warga di berbagai medan. Tigor berhasil melahirkan banyak program pelayanan kesehatan di Papua. Salah satu yang terkenal adalah program jaringan kesehatan paralel.
Program kesehatan ini melatih tenaga nonkesehatan di daerah pedalaman, seperti perwakilan gereja. Mereka nantinya bakal membantu beragam pelayanan kesehatan, seperti pemberian makanan bergizi bagi anak hingga sosialisasi kelambu pencegah demam berdarah dan malaria.
Direktur RSUD Dok II Jayapura dr Aloysius Giyai mengenang Tigor sebagai mentor baik hati dan melahirkan banyak kader tenaga kesehatan di Papua.
”Beliau tetap berkarya hingga akhir hayatnya. Hingga kepergiannya, beliau masih bertugas sebagai konsultan kesehatan di Kabupaten Lanny Jaya,” kata Aloysius dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (9/8/2021).
Kini teladan dari tanah Papua itu telah berpulang menghadap Tuhan yang Maha Kuasa. Dokter Tigor wafat setelah berjuang melawan Covid-19 pada Sabtu (7/8/2021).
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih.
“Iya benar (dokter Tigor Silaban meninggal dunia), karena Covid-19,” ujar Daeng.
Daeng mengatakan Tigor Silaban meninggal dunia pada Jumat (6/8/2021) malam. “(Meninggal) semalam kira-kira jam 23.00 waktu Papua,” ungkap Daeng.