SuaraRiau.id - Blok Rokan, lapangan migas terbesar di Indonesia kini resmi dikelola oleh BUMN PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Peralihan ini setelah 97 tahun lapangan minyak tersebut dikelola oleh perusahaan asal Amerika, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Peralihan Blok Rokan atau Wilayah Kerja (WK) Rokan ini sesuai dengan amanat yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) tahun 2018.
Kegiatan Seremoni Alih Kelola WK Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia kepada PT Pertamina Hulu Rokan dilaksanakan pada Minggu (8/8/2021) malam di Rumbai Country Club, Pekanbaru.
Blok migas dengan injeksi uap dan air terbesar ini resmi dikelola PT Pertamina Hulu Rokan mulai 9 Agustus 2021.
Managing Direktor Chevron IndoAsia Business dan Presiden Direktur PT CPI, Albert Simanjuntak mengatakan, bahwa selamat 97 tahun Chevron di blok Rokan merupakan suatu perjalanan panjang, bahkan sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
"Jadi selama ini telah terjalin suatu hubungan baik antara CPI, Indonesia, Riau dan masyarakat pada umumnya. Kami menyadari tanpa kerjasama antara komponen, mustahil bagi kami bisa eksplorasi secara aman dan lancar hingga saat ini," kata Albert.
Untuk itu, atas nama CPI, ia mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Pemerintah Indonesia, Pemprov Riau, Pemkab dan masyarakat dalam mengelola wilayah kerja Blok Rokan sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia.
Albert menjelaskan, sebagai bagian dari masyarakat Riau, CPI dalam perkembangannya bukan hanya fokus terhadap pengelolaan minyak dan gas saja, namun juga berperan dalam pembangunan sarana dan prasarana, seperti jalan, gedung, tempat ibadah, berbagai fasilitas dan SDM. Tentunya ini akan jadi warisan bagi masyarakat Riau dan Indonesia pada umumnya.
Dalam hal ini juga, sebanyak 2600 karyawan Chevron akan menjadi Perwira di PT Pertamina Hulu Rokan. Dengan demikian, Albert berpesan agar bekerja dengan baik.
"Berbekal pengalaman, keahlian kreatifitas, semangat dan kolaborasi, maka berikan yang terbaik bagi negeri. Selalu jaga keselamatan dan kesehatan, juga jaga semangat inklusi," pesannya.
Pada kesempatan itu juga, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, bahwa peralihan blok Rokan merupakan momen bersejarah dan merupakan kebanggaan bagi negeri.
"Alih kelola WK Rokan ini tentunya akan menunjang ketahanan energi nasional. Pada Mei 2019 lalu, pemerintah telah memberikan amanah ke Pertamina untuk mengelola blok Rokan, Pertamina berkomitmen akan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bangsa," ungkapnya.
Dalam hal ini, Nicke mengungkapkan bahwa Pertamina mendukung program pemerintah, yaitu produksi 1 juta barel perhari pada 2030. Tentunya perlu komitmen dan dukungan penuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
"Untuk memastikan kelancaran alih kelola selama ini, dengan difasilitasi SKK migas, Pertamina dan CPI terlah membentuk tim transisi untuk kelancaran operasi. Ke depan kami akan menjaga level produksi agar tak jadi penurunan. Pertamina berkomitmen menjaga produksi dengan pengeboran 161 sumur minyak di 2021 dan 500 di tahun 2022, kami mematikan proses alih kelola ini tidak ada kendala," jelasnya.
Tentu yang sangat penting, kata Nicke, pihaknya telah mendapat anggota baru dari PT CPI yang bergabung ke PT PHR, sebanyak 2600 orang pekerja untuk meneruskan pengelolaan Blok Rokan.
Menurut Nicke, wilayah Blok Rokan memiliki potensi untuk menunjang produksi migas nasional, proses ini tak akan berjalan lancar jika tanpa dukungan dari semua pihak. Ia pun berpesan kepada karyawan Pertamina agar lebih giat lagi dalam bekerja.
"Mari kita teruskan perjuangan ini, demi Indonesia. Semoga kerjasama dan silaturahmi akan berlanjut hingga masa akan datang, kami yakin dengan sinergi dan kolaborasi akan lebih baik demi ketahanan energi bagi negeri kita tercinta ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Sucipto mengapresiasi keberadaan PT CPI yang telah berkontribusi dalam bidang migas selama ini. Ia turut mengucapkan selamat datang PT PHR dalam pengelolaan blok Rokan.
"Sejarah perminyakan Indonesia tak lepas dari Chevron, jajak pengelolaan WK Rokan ini. Penemuan lapangan Duri dan Minas merupakan awal pengelolaan blok Rokan. Ke depan mari bersama bergandeng tangan dan bersinergi untuk mencapai target nasional 1 juta barel perhari," tuturnya.
Kado HUT Riau ke-64
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengaku bersyukur atas alih kelola Blok Rokan. Ia menyebut bahwa ini merupakan sebuah kado bagi masyarakat Riau.
"Malam ini merupakan malam spesial bagi masyarakat Riau, karena masyarakat Riau akan melaksanakan HUT Riau ke 64. Hampir mendekati 1 abad, kurang lebih 3 tahun genap 100 tahun PT CPI di Riau, selama kurun waktu itu banyak yang perlu diurai dan diungkap, bahwa CPI telah banyak berkontribusi bagi Provinsi Riau," kata Syamsuar.
Ia bercerita, bahwa izin dari konsesi eksplorasi minyak di Riau pertama kali diizinkan oleh Sultan Syarif Kasim pada masa Kesultanan Siak dahulu kepada perusahaan minyak NPPM tahun 1944.
"Keputusan sultan dahulu merupakan mulia untuk kesejahteraan masyarakat Riau," tuturnya.
Bahkan, kata Syamsuar, seiring berjalan waktu, minyak Riau dari ladang minyak Minas diakui terbaik dunia.
Syamsuar menjelaskan, selama kurun waktu tersebut, Chevron telah memberi banyak kontribusi. Seperti membangun fasilitas jembatan Leighton, Jalan Pekanbaru, Jembatan Siak di Pekanbaru, pelabuhan Dumai, gedung olahraga GOR Tribuana dan lain-lain.
Kemudian di bidang ekonomi, juga dibentuk local busines development (LBD), dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, begitu pula pendidikan dan kesehatan.
"Jadi kami harap juga ke Pertamina agar program LBD tersebut dilanjutkan, ini pesan masyarakat," ujarnya.
Syamsuar mengungkapkan, bahwa semua tentang Chevron itu dianggap sebagai bentuk kepedulian dan komitmen membangun Riau.
"Untuk itu pada malam ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada CPI dan manajemen dan karyawan, atas kerja keras selama ini. Kepada Pertamina dan jajaran, selamat datang di Riau," ungkapnya.
Alih kelola Blok Rokan itu kemudian secara simbolis diserahkan oleh CPI ke SKK Migas dan kemudian diserahkan ke PT Pertamina Hulu Rokan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansuri, mengatakan, bahwa kita semua menjadi saksi momen bersejarah, pada malam ini menyaksikan proses alih kelola yang sejak 2019 telah berjalan.
"Ini tentunya amanah ke PT PHR, dan wujud BUMN mewujudkan Indonesia emas dalam bentuk ketahanan energi. Blok Rokan berperan 24 persen dari migas nasional. Selama 97 tahun Chevron juga memberikan kontribusi bagi Indonesia," tuturnya.
Ia berpesan kepada eks pekerja Chevron yang menjadi bagian dari Pertamina, agar menjadi ujung tombak kesuksesan.
"Bagi Pertamina, maksimalkan potensi, potensi produksi di blok Rokan," ungkapnya.
Sejarah Eksplorasi Blok Rokan
Rokan atau wilayah kerja Rokan adalah salah satu wilayah kerja minyak bumi tertua dan terbesar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau.
Awalnya, kegiatan pencarian minyak bumi melalui kegiatan survei geologi di wilayah kerja ini sudah dilakukan sejak tahun 1864 atau sejak 157 tahun yang lalu.
Kegiatan pencarian tersebut baru memberikan hasil setelah Caltex pada tahun 1941 menemukan lapangan Duri dan diikuti dengan ditemukannya lapangan Minas pada tahun 1944.
Penemuan lapangan Duri dan Minas tersebut, selanjutnya dilakukan pengembangan dan pembangunan fasilitas sehingga untuk pertama kalinya lapangan Minas baru dapat diproduksi pertama kalinya (first productions) pada tahun 1951 dan lapangan Duri diproduksi pertama kalinya pada tahun 1958.
Setelah semua kegiatan ini berjalan, maka wilayah kerja Rokan ini mulai diatur kontrak kerjanya melalui bentuk kontrak karya WK Rokan pada tahun 1963.
Sejarah panjang Wilayah Kerja Rokan tersebut memperlihatkan bahwa usaha untuk menemukan dan mengangkat hidrokarbon dari perut bumi ke permukaan merupakan sebuah proses panjang dan memerlukan biaya yang sangat tinggi.
Untuk itu, semua pihak yang telah mendukung keberhasilan dari penemuan tersebut seperti dari pemerintah, investor, maupun pihak-pihak pendukung lainnya perlu mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.
Wilayah kerja Rokan yang ditemukan oleh Caltex tersebut memiliki luas wilayah kerja seluas 6.264 km persegi dan memiliki 115 lapangan produksi pernah mencapai sejarah produksi tertinggi pada tahun 1973 dengan menyentuh angka hampir 1 juta barel per hari, dimana rata-rata kontribusi produksi Blok Rokan ini sejak tahun 1951-2020 adalah sekitar 46 persen dari produksi nasional Indonesia.
Ini adalah sebuah kontribusi yang sangat besar dan luar biasa yang memberikan andil bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi bagi Indonesia dan khususnya Riau.
Kontributor : Panji Ahmad Syuhada