Di sisi lain, dia mengaku sempat mendalami ajaran Islam sebelum benar-benar pindah ke Kristen.
Namun, selama proses tersebut, dia merasa kurang ‘srek’ dan tak sepenuhnya mendapat jawaban.
“Dari situ gue melakukan perjalanan mencari tahu. Gue diajarin jadi muslim yang baik tapi bukan jadi fanatik. Selama perjalanan itu timbul banyak pertanyaan. Tapi nggak dapat jawaban yang pas.” ujar Lukman.
“Perjalanan itu lumayan panjang. Sampai di momen hubungan kita menuju serius. Jadi gue merasa nyaman sama dia (Pricillia Pullunggono). Sampe ada momen lumayan krusial, gue berdoa ke Tuhan, lo kasih tau jalan gue harus ngapain dulu. Gue pasrah,” sambungnya.
Sampai suatu ketika, kata dia, tidak disangka-sangka, ia malah mendapatkan hadiah pergi umrah secara gratis.
“Sampai besokannya gue sadar ini jawaban doa gue. Gue ikut film Nagabonar Jadi 2 dan itu box office. Dia ngasih bonus umrah. Padahal gue lagi dalam perjalanan (spiritual) ini,” terang Lukman Sardi.
Pemain Di Balik 98 tersebut kemudian tetap berangkat umrah. Tapi saat menjalani tawaf di Kabah, Lukman Sardi kebawa emosi mengingat kesulitan menyentuh hajar aswad.
“Gue jalanin umrah sebagai umat Islam. Pas tawaf itu gue ngerasa bukan hal yang mudah untuk sampai di ujung. Semua emosi gue marah banget karena gue nggak nyampe-nyampe gue kata-katain semua orang,” kisahnya.
Lukman Sardi mengingat ucapan kakeknya untuk terus menyebar kasih. Di sini, dia merasa mendapat hidayah Tuhan.
“Sampai akhirnya gue diingetin tulisan opa gue tentang kasih itu. Akhirnya gue diem dulu, gue jalanin konsep dulu. Ada orang yang lewat gue kasih, tiba-tiba gue nggak sadar, gue sudah di ujung.” ujarnya.