“Pesannya kan jelas terkait dengan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, dan maksud Mbak Annisa memang menulis 191 kemudian typo menjadi 291. Diluruskan saja, manusia kan bukan makhluk sempurna,” imbuh Herman.
Herman menilai tidak semua netizen yang mengkritik Annisa Pohan bertujuan memperbaiki. Menurutnya, ada saja ‘buzzer’ yang tidak suka dengan Annisa Pohan, sehingga terus berpandangan negatif.
“Kalau netizen pola komunikasinya bagus dan jelas jati dirinya. Boleh jadi yang mempermasalahkan tiada henti adalah buzzer-buzzer yang memang selalu berpandangan negatif terhadap Mbak Annisa,” ungkap Herman.