SuaraRiau.id - Wacana Jokowi 3 periode hingga kini masih terus diperbincangkan. Meski Presiden Jokowi berulang kali menolaknya, namun narasi tersebut terus digaungkan.
Bahkan, walau pro dan kontra sejumlah tokoh politik dan masyarakat umum ikut bersuara terkait isu wacana Jokowi tiga periode tersebut.
Salah satu yang menanggapi wacana itu adalah politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul. Ia menyebut bahwa suara rakyat merupakan suara Tuhan.
Menurutnya, konsep tersebut yang selama ini tertanam pada tubuh demokrasi di Indonesia. Sehingga, seandainya rakyat ingin Presiden Jokowi menjabat tiga periode, pihaknya tak mampu berbuat banyak.
“Kalau rakyat maunya dia tiga periode, mau apa kita? Kita ini rakyat kok, yang senang sama Jokowi kan rakyat,” ujar Ruhut dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Minggu (27/6/2021).
“Kalau aku selalu berpegang, suara rakyat itu suara Tuhan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ruhut mengungkapkan, dinamika politik nasional lebih banyak dipengaruhi suara rakyat. Bahkan, kekuasaan 32 tahun saja, menurutnya, bisa diruntuhkan berkat suara tersebut.
“Kalau sudah rakyat menyatakan kau harus jatuh, itulah kejadian. Makanya, peristiwa 98 itu yang hebat rakyat, bukan Amien Rais yang hebat, bukan juga para pendemo itu, tapi rakyat,” tuturnya.
Ruhut mengaku, dia dan internal PDI Perjuangan lainnya tak setuju dengan rencana penambahan masa jabatan presiden.
Sebab, pihaknya tak mau bertentangan dengan hukum dan konstitusi yang berlaku. Namun, sekali lagi, jika rakyat sudah berkehendak, dirinya tak mampu berbuat apa-apa.
“Ingat, aku kader PDI Perjuangan. Partai aku juga enggak setuju kok. Jelas kok kami enggak setuju, karena bicara konstitusi dua periode. Namun, kalau kejadian, susah,” tegasnya.
Ruhut mengatakan, sebelumnya banyak yang meragukan kualitas Jokowi sebagai pemimpin negara.
Bahkan, kata dia, dulu banyak yang memintanya lengser sebelum masa jabatannya berakhir. Namun, kini yang terjadi justru sebaliknya.
“Padahal selama ini mereka meragukan Jokowi bisa (memimpin) sampai 2024. Bahkan, ada yang bilang jatuh di tengah jalan. Sekarang, malah mengkritik tiga periode, enggak ada malunya.” kata dia.
“Jangan ada yang sok jadi pahlawan kesiangan, tiga periode karena ide dia atau apa, ini maunya rakyat, Tidak ada pahlawan-pahlawan di sini. Kalau terjadi tiga periode, rakyat yang mau,” sambung Ruhut Sitompul.