"Yang terpenting, masyarakat merasakan langsung. Ada rasa syukur karena usaha sendiri yang didukung perusahaan BUMN mampu memberi manfaat, bukan hanya bagi mereka sendiri sebagai pemilik, tapi bagi masyarakat sekitar, membuka lapangan kerja dan masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke pom bensin, atau ke ATM dan bank," ungkap Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah itu.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dalam kolaborasi yang melibatkan ragam latar belakang masyarakat di daerah, desa dan pondok pesantren itu, Pertashop-SPBU mini resmi Pertamina dipilih menjadi alternatif usaha.
Terdapat pula Bank Syariah Indonesia (BSI) yang berkomitmen memberikan dukungan produk dan jasa layanan perbankan bagi UMKM di lingkungan/ekosistem pesantren, mulai dari agen Laku Pandai, modal kerja untuk usaha, termasuk jika ingin membuka Pertashop.
Di Kementerian BUMN dan juga Masyarakat Ekonomi Syariah, punya satu komitmen yang sama, bergotong-royong agar ekonomi Bapak dan ibu pengusaha daerah, yang ada di pedesaan dan pondok pesantren menjadi mandiri dan kuat.
"Saya apresiasi kolaborasi Pertamina, BSI, BPH Migas dan juga Masyarakat Ekonomi Syariah untuk bahu-membahu dan jadi katalisator untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,” kata Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah tersebut.
Erick berharap, momentum ini menjadi awal dari ikhtiar-ikhtiar baik kerjasama lainnya. Dia juga berharap pemberdayaan dan kemandirian ekonomi di pesantren, dapat menjadi pilar kekuatan ekonomi syariah dan masyarakat. (Antara)