Hasil Survei: Makin Banyak Warga Takut Bicara Terkait Masalah Politik

Sedangkan 32 persen menyatakan masyarakat takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum.

Eko Faizin
Selasa, 06 April 2021 | 17:45 WIB
Hasil Survei: Makin Banyak Warga Takut Bicara Terkait Masalah Politik
Ilustrasi politik (pixabay)

SuaraRiau.id - Akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat yang takut bicara soal masalah politik dan takut dengan penangkapan semena-mena aparat penegak hukum. Hal itu diketahui berdasarkan survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Dalam rilis yang bertajuk Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI itu, survei menunjukkan sekitar 39 persen warga menyatakan masyarakat sering atau selalu takut bicara masalah politik.

Sedangkan 32 persen menyatakan masyarakat takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum.

“Walau tidak mayoritas, tapi kita perlu peduli karena angka ini menunjukkan peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya,” kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad melalui pesan tertulis, Selasa (6/4/2021).

Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari - 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07%.

Disampaikan Saidiman, yang menilai masyarakat takut berbicara tentang masalah politik naik dari 14 persen pada Juli 2009 menjadi 39 persen saat ini.

Demikian pula, yang menilai masyarakat takut karena karena penangkapan semena-mena oleh aparat hukum naik dari 23 persen pada survei Juli 2009 menjadi 32 persen dalam survei Maret 2021.

Selain itu, survei SMRC juga menunjukkan, yang menilai masyarakat takut ikut organisasi naik dari 9 persen pada survei Juli 2009 menjadi 20 persen saat ini. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut ikut organisasi.

Survei SMRC juga menemukan, yang menilai masyarakat takut melaksanakan ajaran agama meningkat dari hanya 2 persen pada survei Juli 2009 menjadi 11 persen dalam survei Maret 2021.

Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut melaksanakan ajaran agama.

“Kecenderungan ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah mengingat dalam masyarakat demokratis, warga justru seharusnya berani membicarakan masalah politik, berorganisasi, serta tidak khawatir dengan aparat keamanan, dan tidak takut untuk melaksanakan ajaran agamanya,” ujar Saidiman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini