Pitto, minta maaf ka kalau ada salahku dek, baik itu lisanku maupun perbuatanku dulu.
Satu pesanku untuk kau dek, jaga ummy baek-baek. Kau mami bisa jaga ummy dan jangan juga malas-malasan sholat dan jangan i bergaul-gaul, fokus saja bantu ummy.
Istiqomah ki semua di jalan ini nah ummy, Pitto dan keluarga ku yang saya cintai karna Allah, semoga Allah kumpulkan ki di surga dan semua sodarahnya dan keluarga bapakku
(Nama terduga pelaku)
Sementara itu, sebelumnya orangtua beserta keluarga dari salah satu pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar mendatangi Posko Ante Mortem DVI Biddokes Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (29/3/2021) pagi.
Keluarga pelaku bom Gereja Katedral Makassar tersebut justru disambut Polda Sulsel lantaran untuk dimintai keterangan soal ante mortem yang meliputi pemeriksaan ciri-ciri medis, mulai dari pencocokkan data gigi dari pelaku, pemeriksaan ciri-ciri properti yang digunakan terakhir kali, hingga pengambilan sampel DNA.
Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib memprediksi ada dua kemungkinan pihak yang dianggap sebagai dalang dari perakitan bom bunuh diri.
Kemungkinannya, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme dan yang kedua ialah DPO terorisme yang belum ditangkap.
“Dan dilihat dari cara merakitnya ini pasti orang ini (perakit bom Katedral Makassar) memahami cara perakitan, dengan demikian bisa dilakukan oleh dua kemungkinan; pertama adalah mantan napi terorisme kedua adalah DPO terorisme yang belum tertangkap,” sebutnya.