SuaraRiau.id - Polisi menemukan surat wasiat pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar saat penggeledahan. Surat tersebut ditujukan pada ibu dan adik pelaku bom.
Surat tersebut kemudian viral di media sosial. Awalnya banyak publik yang ragu dengan keaslian surat wasiat pelaku. Namun belakangan banyak media menarasikan bahwa surat tersebut ditulis pelaku bom bunuh diri.
Dalam surat wasiat itu, pelaku yang berisial L, salah satu bomber Gereja Makassar itu berwasiat ke ibu dan adiknya.
Di suratnya, L mengingatkan ibu dan adiknya untuk selalu ingat dan jangan kendor beribadah kepada Allah. Selain itu, L berpamitan untuk menempuh jalan perjuangannya dan meyakini nanti akan berkumpul di surga.
Pelaku juga berpesan kepada ibunya untuk jangan sekali-kali berurusan dengan bank sebab uang di bank itu riba dan nggak diberkahi Allah. Ia menitipkan tabungannya senilai Rp 2,35 juta untuk menyelesaikan tanggungannya di bank.
Mengutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, L juga menyinggung soal biaya kontrakan rumah 500 ribu per bulannya.
Untuk sang adik, L berpesan agar fokus menjaga ibunya jangan bermain-main. L pun berpesan agar adiknya tekun beribadah kepada Allah, jangan pernah tinggalkan salat.
Dalam unggahan akun Instagram @makassar_info, berikut ini isi coretan wasiat L untuk keluarganya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wasiat kepadan orang yang saya cintai karna Allah
Wahai ummy ku minta maaf kalo ada salahku baik perilaku maupun lisanku. Jangan ki lupa senantiasa beribadah kepada Allah dan jangan ki tinggalkan sholat. Semoga Allah kumpulkan ki di surganya.
Ummy sekali lagi minya maaf ka, ku sayang sekali tapi Allah lebih menyayangi hambanya.
Makanya saya tempuh jalanku sebagai mana jalan Nabi/Rasul Allah untuk selamatkan ki dan bisa ki kembali berkumpul di surga
Satu ji pesanku buat kita ummy, berhenti ambil uang bank, karena uang bank itu riba dan tidak diberkahi oleh Allah.
Ini ada uang simpananku 2.350.000 untuk bayar pinjaman di bank dan itu uang kontrak rumahku masih ada 5 bulan di karyawan laundrynya mus. 500.000/bulan na kontrakan ambil meri tiap bulan, simpan ki untuk bayar pinjaman.
Pitto, minta maaf ka kalau ada salahku dek, baik itu lisanku maupun perbuatanku dulu.
Satu pesanku untuk kau dek, jaga ummy baek-baek. Kau mami bisa jaga ummy dan jangan juga malas-malasan sholat dan jangan i bergaul-gaul, fokus saja bantu ummy.
Istiqomah ki semua di jalan ini nah ummy, Pitto dan keluarga ku yang saya cintai karna Allah, semoga Allah kumpulkan ki di surga dan semua sodarahnya dan keluarga bapakku
(Nama terduga pelaku)
Sementara itu, sebelumnya orangtua beserta keluarga dari salah satu pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar mendatangi Posko Ante Mortem DVI Biddokes Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (29/3/2021) pagi.
Keluarga pelaku bom Gereja Katedral Makassar tersebut justru disambut Polda Sulsel lantaran untuk dimintai keterangan soal ante mortem yang meliputi pemeriksaan ciri-ciri medis, mulai dari pencocokkan data gigi dari pelaku, pemeriksaan ciri-ciri properti yang digunakan terakhir kali, hingga pengambilan sampel DNA.
Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib memprediksi ada dua kemungkinan pihak yang dianggap sebagai dalang dari perakitan bom bunuh diri.
Kemungkinannya, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme dan yang kedua ialah DPO terorisme yang belum ditangkap.
“Dan dilihat dari cara merakitnya ini pasti orang ini (perakit bom Katedral Makassar) memahami cara perakitan, dengan demikian bisa dilakukan oleh dua kemungkinan; pertama adalah mantan napi terorisme kedua adalah DPO terorisme yang belum tertangkap,” sebutnya.