SuaraRiau.id - Ceramah Ustaz Yahya Waloni sering menimbulkan kontroversi. Lantaran itu sosok Yahya Waloni pun selalu jadi bahan perbincangan.
Seorang pendeta Edyson HW Sanean, baru-baru ini melalui saluran YouTube pribadi miliknya mengungkapkan masa lalu Yahya Waloni. Diceritakan Edyson, Waloni sempat ke gereja sambil menangis dan membawa surat nikah.
Dalam video YouTube yang dibagikan pada 14 Januari 2021 itu, pendeta Edyson mengisahkan bahwa Ustaz Yahya Waloni sebelum menjadi mualaf sempat datang ke gerejanya dalam keadaan mabuk.
Saat itu, kata pendeta Edyson, dia sedang membawakan khotbah di hadapan para jemaat. Tiba-tiba Yahya Waloni datang dalam keadaan mabuk dan menangis.
“Saya mau katakan dia itu waktu pertama datang di gereja kami di Manado dalam keadaan mabuk ternyata sodaraku manusia ini pemabuk. Saat dia datang, saya ketika itu tengah berkhotbah. Dia datang dengan tiba-tiba dalam keadaan mabuk dan langsung menangis di depan jemaat,” kata Edyson dilansir dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (3/3/2021).
Lebih lanjut, kata dia, Yahya Waloni juga membawa surat nikah, kemudian dia menyobeknya di hadapan para jemaat. Sontak kedatangannya secara tiba-tiba tersebut membuat para jemaat heran.
“Dan dia sedang memegang kertas yang sedang tersobek-sobek setelah saya teliti bersama hamba tuhan yang lain itu ternyata surat nikahnya yang telah ia sobek-sobek. Dia itu adalah seorang pemabuk sodara-sodara,” terang Edyson.
Selain itu, pendeta Edyson juga sempat menunjukkan video lainnya yang diduga pernyataan dari kawan Yahya Waloni di Balikpapan. Senada dengan pernyataan pendeta Edyson, dia juga membeberkan bahwa Yahya Waloni merupakan seorang pemabuk.
Yahya Waloni dulu pemabuk
Sebelumnya, Yahya Waloni sempat mengaku pernah terjerumus dalam minuman keras alias miras sebelum mualaf.
Dalam video terbarunya yang disitat di channel Ustadz Yahya Waloni Official, ia mengungkapkan bahwa miras itu punya pengaruh dan dampak yang sangat negatif.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, dia menjelaskan bahwa mengonsumsi miras bisa berakibat pada rusaknya saraf-saraf di otak otak. Terlebih efek miras dalam jangka panjang juga bisa merusak mental bangsa.
“Saya pengalaman tinggal di Papua dan tahu persis saya juga dari suku Manado pernah merasakan bagaimana minuman keras itu dan saya tidak mungkiri orang Manado itu tahu minum minuman keras sudah biasa bahkan di Manado itu ada istilah bakar menyala,” katanya.
“Jadi saya kira itu yang bisa saya sampaikan ini sangat berbahaya bagi masa depan bangsa terutama untuk umat Islam, mohon pemerintah bisa mendengarkan ini dan membatalkan rencananya,” tambahnya.