“Artinya yang najis itu bukan berarti harus dibenci. Semua binatang harus dikasihani,” katanya.
Habib Jafar lantas menyinggung Ustaz Yahya Waloni agar berhati-hati dalam bertutur kata. Apalagi saat ini statusnya sudah menjadi penceramah yang banyak dikenal orang. Dia menyarankan agar Ustaz Yahya Waloni menyampaikan Islam dengan penuh kegembiraan, dan tidak menyakiti.
“Kalau proses inspirasinya sebagai mualaf enggak apa-apa, bukan dakwah. Karena perlu banyak hal untuk dakwah. Utamanya jangan belajar public speaking, sebab ceramah itu bukan untuk disukai orang lain, tapi untuk membenarkan orang lain,” katanya.
“Kenapa yang begini laku, karena orang kita enggak paham agama, dituntun dengan sunah akhirnya mereka takut, seperti kita enggak boleh cinta anjing. Ya akhirnya mereka benci anjing. Akhirnya digemari (ustaz seperti ini).” sambung dia.
Habib Jafar, di depan Deddy, mengakui kalau ini adalah tugas bersama untuk ke depan memperkenalkan Islam yang penuh dengan cinta. Sebab itulah dasar dari Islam itu sendiri. Terlebih pada dasarnya manusia secara kodrat juga lebih suka dicintai.
Ia lalu mengingatkan kepada umat Islam, untuk mencari ulama yang ceramahnya penuh kegembiraan. Apabila menakutkan, lebih baik tinggalkan saja.
“Kalau ada ustaz yang ceramahnya setelah pulang bikin kita takut, kepikiran, tinggalkan, jangan balik lagi,” kata dia.
Selain penuh kegembiraan, dia juga mengajak agar umat mencari ulama yang mempermudah bukan mempersulit. Dan terakhir serta terpenting, yakni yang mempersatukan bukan mencerai berai.
“Orang suka ustaz seperti ini karena dianggap tegas, bicara soal halal haram. Padahal dalam Islam juga dikenal berbagai pendapat,” katanya.