SuaraRiau.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan aksi blusukan di wilayah DKI Jakarta. Aksi Risma ini lantas ramai disorot publik karena dianggap tengah membangun pencitraan.
Banyak warganet yang mengaitkan aksi blusukan Risma di Jakarta dengan rekayasa informasi, karena diduga menghadirkan gelandangan di wilayah yang sebelumnya bersih dari itu.
Terkait itu, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan pandangannya. Kata dia, sejauh ini dirinya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Risma dengan aksinya.
Riza meyakini tiap pemimpin memiliki gaya kerjanya masing-masing. Di mana Risma lebih nyaman dengan gaya blusukan yang kerap dipertontonkannya itu.
“Semua punya cara masing-masing untuk menyelesaikan masalah. Bagi pemimpin baru, wajar dia mendengarkan laporan presentasi dan kemudian terjun mengecek ke lapangan,” kata Riza dilansir dari Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (7/1/2021).
Dari blusukan Risma itu, Riza Patria kembali menegaskan jika atas nama Pemprov DKI pihaknya menyambut baik dan mendukung berbagai kebijakan pemerintah pusat dan daerah demi memastikan kesejahteraan masyarakat.
“Saya yakin Bu Risma tidak hanya blusukan di Jakarta, pasti juga akan melihat Papua, Aceh, NTT, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Barat, termasuk Jawa Timur,” kata dia lagi.
Dalam sebuah keterangan lain, dia memang mengaku heran mendengar ada tunawisma di kawasan Sudirman-Thamrin.
“Memang saya sendiri hidup di Jakarta sejak umur 4 tahun baru dengar ada tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin,” ujar Rizanya.
Atas informasi itu, menurut Riza, Gubernur Anies Baswedan kemudian memerintahkan Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta untuk mengecek sosok tunawisma yang ditemui Risma di Sudirman-Thamrin.
Kendati dia tak memungkiri ada tunawisma di wilayah lain di Ibu Kota.
“Kami, saya, Pak Gubernur memerintahkan langsung Kadinsos untuk mengecek siapa orangnya, kenapa ada di situ. Setahu kami, jalan ke Jalan Sudirman-Thamrin itu cukup jauh. Kalau ada di pinggiran-pinggiran, ada betul. Kalau ada di kolong jembatan, betul masih ada,” kata Riza.
Terpisah, pengamat politik Hendri Satrio melemparkan pandangannya atas aksi Risma yang belakangan getol blusukan di DKI. Menurut dia Risma memang perlu medan Jakarta untuk memperkenalkan dirinya.
Dari kaca mata dirinya, mungkin saja ini erat kaitannya dengan ranah politik. Makanya dia memilih melakukan blusukan di Jakarta agar mudah disorot media.
Akan tetapi, dia menyayangkan gaya politik yang dilakukannya. Adapun belakangan dia dituduh melakukan pencitraan, karena gaya blusukan ini mirip seperti yang dilakukan model sebelumnya, yakni Jokowi ketika memimpin DKI.
“Saran saya agar tidak lansung ada tuduhan ada pencitraan, ubah jangan lagi nyontek pencitraan ini. Harus ada hal berbeda yang mesti dia lakukan,” katanya.
Seharusnya, dia melanjutkan, ada baiknya Risma melakukan sejumlah hal lain. Apalagi poin awal sudah diset oleh Jokowi, yakni pembagian bantuan sosial (bansos).
“Pertama presiden di mana menterinya korupsi, kedua Kemensos di mana menterinya korupsi, dan ketiga partainya PDIP yang mesti di-image bagus usai kadernya terlibat korupsi,” terangnya.
Ke depan, Risma dianggap memiliki beberapa pekerjaan rumah besar. Dalam catatannya ada tiga hal yang mesti dikerjakan, pertama membangun kembali tiga marwah lembaga besar.