Alasan Bengkalis Belum Bisa Terapkan Sekolah Tatap Muka

Dalam waktu dekat ini pihaknya akan menjumpai Penjabat Bupati Bengkalis Syahrial Abdi.

Eko Faizin
Kamis, 19 November 2020 | 10:53 WIB
Alasan Bengkalis Belum Bisa Terapkan Sekolah Tatap Muka
Ilustrasi: Pembelajaran tatap muka sudah mulai dilaksanakan kembali di Madrasah Tsanawiyah Al Mujahidin Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. (ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)

SuaraRiau.id - Sekolah di Kabupaten Bengkalis belum melakukan sekolah tatap muka, terutama sekolah dasar. Dinas Pendidikan (Disdik) Bengkalis belum bisa memastikan kapan akan dimulainya pembelajaran tatap muka tersebut.

"Untuk belajar tatap muka SD belum ada rencana dan saat ini masih dilakukan belajar secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring)," kata Kepala Disdik melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Randy Vernanda ST kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (18/11/2020).

Ia menambahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan menjumpai Penjabat Bupati Bengkalis Syahrial Abdi untuk berkonsultasi mengenai hal tersebut.

Randy menyebut, sesuai dengan keadaan sekarang Bengkalis masih berada di zona merah kasus Covid-19 terutama di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Bengkalis, Mandau, Pinggir dan Kecamatan Bathin Solapan.

"Karena secara umum Kabupaten Bengkalis masuk zona merah namun apakah di daerah yang nihil kasus Covid-19 sudah bisa melaksanakan belajar tatap muka, inilah yang akan kita sampaikan pada Pj Bupati," katanya.

Sistem belajar daring dan luring, sambung Randy, dalam evaluasi memang tidak maksimal tetapi ini yang bisa dilakukan.

"Meskipun belajar daring dan luring tak maksimal tetapi ini yang bisa dilaksanakan dimasa pendemi covid-19," ucapnya.

Sekolah Tatap Muka di Pekanbaru Dihentikan
Proses pembelajaran tatap muka di Kota Pekanbaru pada Senin (16/11/2020), mendadak dihentikan.

Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas alasan dihentikannya sekolah tatap muka sementara karena Pekanbaru masih zona orange.

"Jadi belajar tatap muka secara terbatas di sekolah dihentikan dulu, karena kita masih zona oranye," jelasnya.

Dalam pertemuan terbatas itu, ujar Ismardi, sebenarnya untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Mereka bisa konsultasi dengan guru di sekolah terkait materi pelajaran yang sulit.

Rencananya, pertemuan terbatas kembali berlanjut pekan depan. Ismardi menuturkan, pihaknya melakukan sejumlah persiapan jelang pertemuan terbatas. Peserta didik bakal jalani rapid test.

Proses pemetaan bakal dilakukan secara jelas oleh tim satgas. Pemetaan berdasarkan potensi kerawanan kasus Covid-19 di 12 kecamatan.

"Pertemuan terbatas hanya di sekolah yang masuk kecamatan zona kuning atau hijau. Kita prioritaskan juga wilayah pinggiran kota, mereka yang paling terdampak PJJ karena akses internet yang sulit," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini