Berkah Cabe-cabean, Penyuka Pedas Punya Risiko Kematian Lebih Kecil

Terutama yang disebabkan oleh penyakit jantung dan kanker.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah
Jum'at, 13 November 2020 | 14:41 WIB
Berkah Cabe-cabean, Penyuka Pedas Punya Risiko Kematian Lebih Kecil
Ilustrasi lelaki memegang banyak cabai. (Shutterstock)

SuaraRiau.id - Penyuka cabai dan makanan pedas boleh berbahagi. Sebab, ada sebuah studi yang menyebut bahwa kecenderungan tersebut bisa membuat seseorang punya risiko kematian lebih kecil.

Melansir Insider, orang yang mengonsumsi cabai bisa hidup lebih lama. Selain itu, mereka juga memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung dan kanker dibandingkan orang-orang yang tidak menyukainya.

Para peneliti dari Cleveland Clinic menganalisis empat penelitian besar tentang cabai serta manfaat kesehatannya, termasuk data dari lebih dari 570.000 orang di Amerika Serikat, Italia, Cina, dan Iran.

Mereka lalu menemukan, orang yang mengonsumsi cabai 26% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit jantung, dan 23% lebih kecil meninggal karena kanker.

Baca Juga:Penelitian UI Ungkap Cara Cegah Kematian karena Serangan Jantung

Ilustrasi makan cabai. (Shutterstock)

"Ini menyoroti bahwa faktor makanan mungkin memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan," tutur Bo Xu, penulis senior makalah dan ahli jantung Cleveland Clinic.

Hanya saja, belum diketahui secara pasti soal berapa banyak atau jenis cabai yang perlu dikonsumsi untuk merasakan manfaat ataupun seberapa sering seseorang harus memakannya.

Selain itu, penelitian ini juga tak membuktikan bahwa cabai secara langsung memberikan hasil kesehatan yang lebih baik. Oleh karenanya, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cara kerjanya.

"Alasan pasti dan mekanisme yang mungkin menjelaskan temuan kami sekarang belum diketahui. Oleh karena itu, tak mungkin untuk secara meyakinkan mengatakan makan lebih banyak cabai bisa memperpanjang hidup dan mengurangi risiko kematian, terutama dari faktor kardiovaskular atau kanker," katanya menerangkan.

Sementara itu, temuan terkait akan dipresentasikan di American Heart Association's Scientific Sessions 2020 pada bulan ini.

Baca Juga:Alami Empat Kali Serangan Jantung, Mbah Djiwo Gunakan JKN-KIS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini