Penemuan Lukisan di Dinding Gua Basurek Sumbar, Diduga Berusia Ribuan Tahun

Saat penelusuran, tim menemukan lukisan-lukisan itu di dalam gua yang tepatnya di Gua Basurek yang berada di perbukitan Karst (bukit karang-red) tepatnya di jorong Tabisu.

Eko Faizin
Rabu, 04 November 2020 | 13:53 WIB
Penemuan Lukisan di Dinding Gua Basurek Sumbar, Diduga Berusia Ribuan Tahun
Kolase lukisan purba di sebuah gua di Kenagarian Bukit Bais, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. [Dok Covesia/Istimewa]

Untuk mengetahui usia gambar itu, tim mewawancarai Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Prof Dr Cecep Eka Permana. Ia juga adalah pakar gambar cadas prasejarah di Indonesia.

Menurut Prof Cecep, hingga kini belum pernah dilakukan pengukuran data absolut gambar cadas warna hitam dan putih dari gambar cadas di wilayah Sumbar.

“Kronologi untuk gambar cadas warna putih di Indonesia khususnya di Sumatera Barat baru sebatas kronologi relatifnya secara umum. Warna hitam lebih tua dibanding putih,” tulis tim.

Mengacu kepada sejumlah penelitian yang telah dilakukan, gambar cadas hitam diperkirakan berusia antara 5.000-2.000 tahun lalu. Sedangkan warna putih kurang dari itu.

“Ada yg mengaitkannya dengan tradisi nyirih (makan sirih) dari penutur Austronesia sekitar 2.500-1.000 tahun lalu. Perkiraan umur dari gambar cadas warna putih di Sumatera Barat adalah antara 1.000-500 tahun lalu,” papar tim BPCB Sumbar.

Gambar warna putih identik dengan tradisi makan sirih, karena warna putih gambar cadas unsurnya terbuat dari bahan yang sama dengan kapur yang dipakai dalam menyirih tersebut.

Tim BPCB Sumbar menulis, lukisan dinding gua biasa juga disebut dengan rock art. “Secara khusus Rosenfeld (Permana, 2015:43) menjelaskan rock art sebagai lukisan, gambar atau pahatan yang dibuat pada batu alamiah yang masih melekat pada batuan induknya. Lukisan, gambar, atau pahatan ini dapat dibuat pada dinding-dinding batu, baik di dalam gua maupun di tempat-tempat terbuka.”

“Kedua istilah ini biasanya mengacu pada uraian yang menekankan pada aspek seni. Selain istilah di atas, ada pula yang menggunakan istilah rock image, rock picture, rock marking, rock trace, dan rock glyph untuk menyebut tinggalan budaya lukisan dinding gua tersebut (Permana, 2015:43).” tulisnya lagi.

Terlepas perbedaan istilah, menurut tim BPCB Sumbar, sejatinya mengacu pada objek budaya yang sama.

“Perbedaan itu umumnya lebih disebabkan pada perbedaan cara pandang atau pendekatan. Bahkan di Indonesia sendiri memiliki penyebutan yang juga berbeda-beda. Ada yang menyebutnya lukisan gua, lukisan prasejarah, lukisan dinding gua, lukisan cadas, gambar cadas, seni cadas, lukisan dinding gua, dan ada pula yang menyebutnya dengan lukisan batu karang.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini